777 Perusahaan Sudah Melepas Saham ke Publik, BEI: Kepercayaan Pelaku Bisnis ke Pasar Modal Terjaga dengan Baik
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Pencatatan saham PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO) dan PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) menambah jumlah perusahaan tercatat (emiten) baru di Bursa Efek Indonesia. Sepanjang tahun ini hingga 10 Maret 2022, totalnya mencapai 11 emiten.

"Total dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp3,13 triliun," ungkap Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna.

Nyoman menambahkan, pencatat saham Nanotech dan Sumber Agung Resources juga menambah jumlah perusahaan yang mencatatkan saham di BEI telah mencapai angka unik yakni 777 saham dari total 888 emiten (saham, obligasi, sukuk, dan efek beragun aset).

"Pencapaian tersebut tentunya menjadi hal yang menggembirakan bagi BEI di tengah pemulihan ekonomi yang masih terus berlangsung," kata Nyoman menambahkan.

Menurut Nyoman, dengan penambahan jumlah perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI, mengindikasikan kepercayaan para pelaku bisnis kepada pasar modal Indonesia senantiasa terjaga dengan baik.

Pada tahun 2021, BEI juga telah memperoleh pencapaian yang menggembirakan di mana BEI menjadi Bursa Efek dengan pencapaian jumlah perusahaan tercatat saham tertinggi selama lima tahun terakhir di antara bursa ASEAN.

"Keberhasilan ini merupakan upaya seluruh stakeholders pasar modal yang disupervisi oleh OJK untuk terus berupaya menjadikan Pasar Modal Indonesia lebih inklusif dengan memberikan kemudahan untuk semua tingkatan perusahaan yang diwujudkan dengan berbagai penyesuaian peraturan dan penyusunan kajian terkait mekanisme pencatatan saham," tutur Nyoman.

Di samping, Nyoman mengungkapkan, saat ini masih terdapat 23 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI dengan klasifikasi aset perusahaan merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017.

Di antaranya, satu perusahaan aset skala kecil (aset dibawah Rp50 miliar), 12 perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar), dan 10 perusahaan aset skala besar (aset diatas Rp250 miliar).

Sementara dari sisi sektornya terdiri dari, satu perusahaan dari sektor Basic Materials, dua perusahaan dari sektor Industrials, satu perusahaan dari sektor Transportation & Logistic, dua perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals, enam perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals.

Ada juga dua perusahaan dari sektor Technology, dua perusahaan dari sektor Healthcare, tiga perusahaan dari sektor Energy, tiga perusahaan dari sektor Properties & Real Estate, serta satu perusahaan dari sektor Infrastructures.