Bagikan:

JAKARTA – Komunitas pengguna transportasi Kereta Rel Listrik (KRL) yang tergabung dalam KRLmania, mengkritisi kebijakan perubahan rute perjalanan kereta api lokal di wilayah Jabodetabek yang mulai berlaku pada hari ini.

Koordinator KRLmania Nurcahyo mengatakan, pihaknya telah mendapat masukan yang menunjukan mayoritas opini merasa keberatan dengan aturan baru rute perjalanan.

Pasalnya, PT KCI selaku pengelola KRL dianggap tidak memperhatikan aspek kenyamanan dan keamanan dari penumpang selama proses transisi ini.

“Yang ingin kami tekankan adalah konsep ideal dalam transportasi publik adalah mengurangi transit, bukannya menambah transit penumpang seperti yang terjadi pada saat ini,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima VOI pada Sabtu, 28 Mei.

Menurut Nurcahyo, kesiapan dari operator juga menjadi perhatian. Pasalnya, bila terjadi masalah dalam proses transit, akan sangat mungkin menyebabkan pengguna KRL beralih menggunakan kendaraan pribadi.

Itu dinilai akan memberatkan beban transportasi jalan raya.

“Kesiapan Stasiun Manggarai sebagai stasiun transit utama belum menjadi bagian dari standar pelayanan minimum seperti yang ada di SPM 2019. Belum lagi letak platform cukup tinggi dan ada tangga yang cukup curam sehingga sangat berat manula dan anak-anak. Ini berpotensi terjadi penumpukan penumpang,” tuturnya.

Nurcahyo menambahkan, masalah lain yang ditemukan adalah jadwal lintas Bogor dan Bekasi perlu disesuaikan jadwalnya agar transit dapat berjalan dengan lancar. Hal tersebut bisa dibantu dengan feeder mengingat lintas Bogor memiliki okupansi terbanyak yaitu mencapai 60 persen.

“Untuk itu kami mendorong PT KCI bisa mengutamakan customer experience yang baik, sehingga kenyamanan dan keamanan pengguna menjadi prioritas dalam setiap pengambilan kebijakan,” tegas dia.

Sebagai informasi, perubahan pola operasi ini mulai berlaku pada 28 Mei 2022 dengan maksud untuk mendukung pembangunan proyek DDT yang direncanakan akan selesai di 2023 dan persiapan Stasiun Manggarai sebagai central transit station pada 2025.

Akibat perubahan ini Jalur lintas dari Bogor-Nambo hanya akan menuju Stasiun Jakarta Kota. Artinya dari St.Bogor tidak lagi ada kereta menuju St. Sudirman, St.Angke, dan St. Kp.Bandan.

Sedangkan bagi lintas Bekasi-Cikarang, jalurnya akan memutari stasiun stasiun di Jakarta dari dua arah (pola A dan B) yang disebut full racket loop.

Adapun, pola A adalah st.Cikarang. Cikarang/Bekasi – Jatinegara – Manggarai – Kampung Bandan – Pasar Senen – Jatinegara – Bekasi/Cikarang.

Sedangkan pola B yaitu memutari dari arah sebaliknya yaitu dari Cikarang/Bekasi – Jatinegara – Pasar Senen – Kampung Bandan – Manggarai – Jatinegara – Bekasi/Cikarang.

Ditambah satu rute lagi yang hanya setengah memutar, disebut half racket loop yaitu dari Cikarang/Bekasi – Jatinegara – Manggarai - Tanah Abang - Angke (PP).