JAKARTA - Penumpukan penumpang yang terjadi di Stasiun Manggarai dan viral di media sosial Instagram, turut dikeluhkan sejumlah pengguna transportasi massal kereta rel listrik (KRL) atau commuter line Jabodetabek.
Penumpukan tersebut merupakan imbas dari kebijakan switch over atau perubahan pola perjalanan KRL Jabodetabek di Stasiun Manggarai.
Banyak penumpang yang mengeluhkan kebijakan perubahan pola perjalanan kereta sehingga kerap terjadi penumpukan penumpang di Stasiun Manggarai.
Para penumpang juga mengeluhkan terhadap fasilitas dan pelayanan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI).
Menurut MF Ridwan (27) seorang pengguna KRL asal Cibinong, Bogor, dirinya setiap hari ketika bekerja selalu naik kereta KRL dari arah Cibinong ke Jakarta dan selalu transit di Stasiun Manggarai. Kemudian naik dengan berpindah kereta ke arah Tanah Abang. Dia pun turun di Stasiun Sudirman.
"Parah kalau lagi jam kerja mah, mau pagi atau sore padat sekali. Ya padat kalo jam-jam kerja. Tetap aja engga bisa mengurai penumpukan penumpang (di Stasiun Manggarai)," kata seorang pekerja bidang teknisi di salah satu hotel berbintang kawasan Jakarta itu kepada VOI, Jumat, 17 Juni.
Menurut Ridwan, penumpukan terjadi karena imbas perubahan rute perjalanan kereta.
"Kalau sebelumnya kan dari Bogor ada tujuan ke Kota sama Tanah Abang, penumpang pada naik sesuai tujuannya. Jadi gak ada penumpukan di (stasiun) Manggarai, begitu juga yang dari Bekasi," ujarnya.
BACA JUGA:
Ridwan berharap kepada PT KCI agar tidak semua KRL dari Bogor di drop di Stasiun Kota.
"Kalau begitu otomatis semua penumpang yang tujuan Sudirman - Tanah Abang pada turun di (stasiun) Manggarai buat transit. Begitu juga Bekasi, jangan semuanya di drop Tanah Abang atau Kampung Bandan, semuanya ya bakal transit juga di (stasiun) Manggarai, penumpang dari Bogor sama Bekasi jadi pada numpuk di (stasiun) Manggarai," kata Ridwan.
Keluhan lainnya juga dilontarkan Deny, seorang pekerja di bidang industri media yang berada di kawasan Jakarta Barat. Pria warga Depok itu mengeluhkan adanya perubahan pola perjalanan kereta sehingga kerap terjadi penumpukan di stasiun transit.
"Yang ada makin ribet, terutama penumpang KRL dari arah Bogor untuk tujuan Sudirman, Tanah Abang, Duri karena jadi sering pindah kereta. Belum lagi banyaknya penumpukan penumpang di stasiun-stasiun transit, terlebih pada jam-jam sibuk, parah," keluh Deny.
Deny pun meminta PT KCI memperbanyak tangga - tangga atau jalur keluar - masuk penumpang di setiap stasiun -stasiun transit untuk mengurangi kepadatan penumpang.
Menanggapi polemik ini, Analis Kebijakan Transportasi, Azas Tigor Nainggolan berpendapat, penumpukan penumpang yang terjadi merupakan imbas dari perubahan rute perjalanan yang dibuat pihak kereta commuter PT KCI beberapa waktu lalu.
"Ini terjadi karena perubahan rute yang dibuat tempo hari itu. Ini harus dipersiapkan baik, supaya tidak merugikan pengguna KRL. Kalau terjadi seperti ini sudah merugikan pengguna KRL," kata Azas kepada VOI.
Azas menambahkan, jika ada kerusakan atau masalah, PT KCI harus segera melakukan perbaikan.
"Kalau memang ada kerusakan atau ada problem dalam fasilitas layanannya, sebagai pengelola layanan publik sesuai dengan undang-undang harus segera, jangan sampai itu merugikan pengguna KRL dan penelantaran penggunanya," tegasnya.
Sebelumnya, penumpukan ribuan penumpang kereta Commuter Line terjadi di Stasiun Manggarai pada Kamis, 16 Juni, sore. Fenomena itu pun direkam video amatir salah satu pengguna kereta Commuter Line yang memperlihatkan drama penumpang kereta berdesakan di dalam Stasiun Manggarai menunggu antrian penggunaan eskalator.