Perpendekan Rute L13E Puri Beta-Kuningan Dikeluhkan Penumpang, Transjakarta: Memang Harus Terbiasa Transit
Foto udara jembatan layang (skybridge) penghubung Stasiun MRT Asean dan Halte TransJakarta CSW di Jakarta, Rabu (11/8/2021). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.

Bagikan:

JAKARTA - PT Transjakarta buka suara soal keluhan sejumlah penumpang soal perpendekan rute bus L13E rute Puri Beta-Kuningan yang baru diubah sejak beberapa hari lalu.

Sebelumnya, rute L13E Puri Beta - Kuningan melewati Departemen Kesehatan, GOR Sumantri, Karet Kuningan, Kuningan Madya, Setiabudi Utara, Laturhahari hingga Halimun. Mulai 29 Mei 2023, terdapat perubahan rute sampai Kuningan Barat.

Jika penumpang ingin meneruskan perjalanan menuju arah Latuharhari, mereka harus transit dari Halte Kuningan Barat ke Halte Kuningan Timur. Dari Kuningan Timur, tersedia Koridor 6 Ragunan-Dukuh Atas, rute 6A Ragunan - M.H Thamrin via Kuningan, serta rute 6M Blok M-Stasiun Manggarai Manggarai.

Direktur Operasi dan Keselamatan Transjakarta Daud Joseph memandang perpendekan rute L13E yang mengakibatkan banyak penumpang harus transit antarhalte tidak menjadi masalah.

"Beberapa pelanggan Transjakarta memang harus terbiasa melakukan transit. Karena apa? transit itu bukan hanya bermanfaat bagi mereka. Tapi juga bermanfaat bagi pemerintah provinsi. Kalau kita tidak membudayakan transit maka semua rute itu jadinya rute direct, rute langsung, sehingga berhimpit-himpitan," kata Joseph kepada wartawan, Kamis, 8 Juni.

Menurut dia, jika banyak rute Transjakarta yang berhimpitan, maka beban pengeluaran subsidi transportasi (public service obligation) yang dikeluarkan APBD akan membengkak.

"Itu harus kita cegah bersama. Jangan sampai biaya subsidi itu terlalu besar. Sehingga nanti malah nanti mengurangi tingkat layanan yang diadakan," ujar Joseph.

Lagipula, lanjut Joseph menyebut pihaknya pun telah menambah frekuensi perjalanan armada bus rute L13E Puri Beta-Kuningan.

Dari penambahan frekuensi ini, menurutnya, bus akan cepat kembali ke Puri Beta, sehingga akan meminimalisir antrian pelanggan yang menunggu.

"Cukup efektif. Dari daerah Ciledug sana, kita lihat terangkut atau semua pelanggan sesuai dengan standar headway kita. Kalau pagi itu tiap 5 menit berangkat. Kalau misalnya di off pick hour atau saat jam sepi, itu 10 menit sekali," jelasnya.