Bagikan:

JAKARTA - Paguyuban Pilot Eks Merpati (PPEM), mengungkapkan kondisi para mantan pilot saat ini sangat memperihatinkan. Setelah maskapai memberhentikan operasional pada 2014 silam, banyak pilot yang sudah masuk masa pensiun.

Sehingga, mereka kesulitan mencari pekerjaan di maskapai lain. Sementara, uang pesangon yang diharapkan menjadi pegangan untuk bertahan hidup di hari tua tak kunjung dibayarkan.

Alhasil, para mantan pilot tersebut banyak yang banting setir mencoba profesi apapun untuk menghidupi keluarganya. Termasuk menjadi driver atau pengemudi ojek hingga menjadi petani.

Salah satu mantan Pilot Merpati Airlines, Eddy Sarwono mengatakan bahwa banyak mantan pilot Merpati Airlines yang hingga tutup usia tak juga mendapatkan kejelasan mengenai pembayaran pesangonnya. Sementara yang masih hidup saat ini, memilih bertahan dengan menjalani pekerjaan dengan bayaran harian.

"Kita-kita sudah tua-tua, kita tidak bisa kerja ditempat lain. Malah teman-teman ada yang jadi petani, tukang ojek banyak, bahkan yang meninggal juga banyak," katanya saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu, 18 Mei.

Para mantan Pilot Merpati Airlines, lanjut Eddy, sudah cukup sabar menunggu pembayaran pesangon yang dijanjikan oleh Kementerian BUMN sejak 2018. Apalagi, setelah Dana Pensiun (Dapen) Merpati Airlines bubar para mantan Pilot Merpati Airlines tidak memiliki uang pensiun.

"Kita cukup sabar, saya pensiun 2013 tapi enggak dibayar, 2016 saya ditawari program P5 dibayar sebagaian dan dijanjikan 2018 dibayar. Sebelum 2018 ada PKPU, kita akan berusaha terus, walaupun kita enggak bicara tenggat waktu, ya lewat jalur hukum semua kita upayakan," tuturnya.

Karena itu, Eddy pun meminta kebesaran hati para pemimpin negeri mulai dari Presiden Joko widodo, Menteri BUMN Erick Thohir, hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk segera membayar sisa pesangon yang menjadi hak mantan pilot dan karyawan Merpati Airlines.

"Kita karyawan dan eks pilot maunya dibayar mau (aset) dijual kek, atau dengan ditalangin pemerintah, apapun yang jelas kita (maunya) dibayar. Makanya kita minta Presiden Jokowi, Erick Thohir, Sri Mulyani tersentuh lah hatinya, padahal eggak banyak (nominalnya)," tuturnya.

Seperti diketahui, Merpati Airlines sendiri telah berhenti beroperasi sejak 2014 silam. Dalam kondisi tutup, Merpati Airlines masih memiliki masalah pembayaran sisa pesangon mantan pilot dan karyawan yang totalnya Rp318 miliar untuk 1.233 orang.

Kementerian BUMN mengambil langkah untuk restrukturisasi Merpati Airlines melalui PT Perusahan Penglola Aset (PPA) dengan skema penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp500 miliar.

Pada tahun lalu, sejumlah mantan pilot Merpati Air yang tergabung dalam Paguyuban Pilot Eks Merpati (PPEM) melayangkan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menuntut hak pesangon meraka yang belum tuntas dibayarkan oleh perusahaan pelat merah itu. Adapun surat itu dikirim sejak 17 Juni 2021 dan sudah memperoleh tanda terima.

Namun, hingga saat ini belum ada kejelasan mengenai pembayaran sisa pesangon senilai Rp318 miliar untuk 1.233 orang mantan karyawan Merpati Airlines tersebut.