JAKARTA - Perusahaan menara milik konglomerat Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) mencatatkan pendapatan senilai Rp6,18 triliun, dengan EBITDA Rp5,42 triliun sepanjang 2021.
CEO TBIG Hardi Wijaya Liong mengatakan, Per 31 Desember 2021 TBIG memiliki 39.088 penyewaan dan 20.578 site telekomunikasi. Site telekomunikasi milik perseroan terdiri dari 20.466 menara telekomunikasi dan 112 jaringan DAS.
Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 38.976, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) perseroan menjadi 1,90.
"Tahun 2021 merupakan tahun dengan rekor pertumbuhan, dengan pertumbuhan organik yang kuat serta akuisisi portofolio menara. Pada tahun 2021, kami menambahkan 7.633 penyewaan kotor yang terdiri dari 4.348 sites telekomunikasi dan 3.285 kolokasi ke portofolio kami," kata Hardi dalam keterangan resminya, dikutip Selasa 22 Maret.
Hardi melanjutkan, per 31 Desember 2021, total pinjaman perseroan, jika pinjaman dalam mata uang dolar AS yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp27,9 triliun dan total pinjaman senior sebesar Rp5,3 triliun. Dengan saldo kas yang mencapai Rp629 miliar, maka total pinjaman bersih menjadi Rp27,3 triliun dan total pinjaman senior bersih TBIG menjadi Rp4,7 triliun.
Menggunakan EBITDA kuartal keempat 2021 yang disetahunkan, maka rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA adalah 0,8 kali dan total pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,7 kali.
Chief Financial Officer TBIG Helmy Yusman Santoso mengatakan, pihaknya memiliki struktur utang yang konservatif, dengan sumber pendanaan yang terlindung nilai sepenuhnya, sumber pendanaan yang terdiversifikasi, dan komitmen atas ketersediaan dari pinjaman yang belum ditarik.
BACA JUGA:
Pada akhir Oktober, TBIG juga menetapkan penawaran surat utang global dengan tenor 5,5 tahun dan jumlah keseluruhan sebesar 400 juta dolar AS dengan tingkat suku bunga 2,80 persen.
"Selain itu, kami juga terus secara reguler mengakses pasar obligasi rupiah melalui program Obligasi Rupiah Berkelanjutan V yang berlaku sampai Agustus 2023," tutur Helmy.
Sebagai informasi, Tower Bersama mencetak pendapatan Rp6,17 triliun di sepanjang 2021. Pendapatan ini meningkat 15,99 persen dari Rp5,32 triliun di akhir 2020.
Adapun laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk pun tumbuh menjadi Rp1,54 triliun di 2021. Jumlah ini naik 53,42 persen dibandingkan tahun lalu sebesar Rp1 triliun.