JAKARTA – Bank Indonesia (BI) direncanakan bakal menggelar konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur yang telah berlangsung sejak kemarin. Salah satu agenda penting yang akan diumumkan adalah terkait dengan penetapan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).
Keputusan ini begitu dinantikan oleh pelaku pasar keuangan mengingat sinyal kenaikan suku bunga bank sentral dirasa sudah pasti akan terjadi. Asumsi ini sendiri didasarkan oleh beberapa hal.
Pertama, BI rate yang berlaku hari ini dengan 3,50 persen adalah level terendah sepanjang sejarah. Angka itu sendiri sudah diberlakukan sejak 2020 sebagai respon guna meredam dampak ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19. Sejalan dengan hal tersebut, saat ini kondisi perekonomian sudah jauh lebih baik yang tercermin dari peningkatan sejumlah indikator ekonomi.
Kedua, inflasi di dalam negeri yang terus terkerek naik membuat bank sentral mau tidak mau membuat penyesuaian kebijakan moneter. Meski besaran inflasi masih dalam target 3 persen plus minus 1 persen, namun sinyal kenaikan sudah mulai nampak jelang momentum Ramadan.
Hal ini terkonfirmasi oleh rilis Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut jika inflasi sudah memasuki tren meningkat secara year-on-year (y-o-y) sejak tengah tahun lalu meski sempat melandai tipis pada Februari 2022 dengan 2,06 persen.
BACA JUGA:
Adapun, faktor ketiga berasal dari eksternal dimana bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) telah memutuskan untuk menaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Rabu, 16 Maret kemarin. Melalui langkah tersebut The Fed pecah telur dengan mengerek naik suku bunga untuk pertama kalinya dalam kurun waktu hampir empat tahun.
Dalam menghadapi situasi terakhir ini agaknya Bank Indonesia harus memikirkan betul bagaimana dampaknya terhadap perekonomian Indonesia. Pasalnya, apabila BI tidak melakukan adjustment serupa maka potensi capital outflow semakin kuat.
Sebaliknya, apabila otoritas moneter menaikan suku bunga acuan dipastikan bakal berimbas terhadap bunga kredit yang jelas semakin memberatkan dunia usaha dalam mendukung pemulihan ekonomi. Disisi lain, intermediasi perbankan saat ini tergolong masih landai dengan rate interest yang paling rendah sekalipun.
Seluruh gambaran tersebut akan terjawab oleh pengumuman Gubernur Bank Indonesia yang rencananya bakal disiarkan secara virtual hari ini pada pukul 14.00 WIB.