PSI Pernah Gelar Operasi Pasar Ratusan Liter, Klaim Dapat Minyak Goreng dari Warung, Kok Bisa?
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Operasi pasar minyak goreng murah yang digelar partai politik PSI memunculkan tanda tanya di benak publik. Bagaimana tidak, di tengah kelangkaan minyak goreng di pasaran, partai politik yang diketuai Giring Ganesha tersebut dengan mudah mendapatkan minyak goreng dengan jumlah yang besar untuk dijual murah ke masyarakat.

Juru Bicara PSI Sigit Widodo menjelaskan bahwa DPD-DPD PSI di kabupaten/kota selama ini memang sering melakukan aksi-aksi sosial untuk masyarakat setempat. Salah satunya seperti operasi pasar minyak goreng murah yang dilakukan DPD PSI Kabupaten Bekasi.

Kata Sigit, sejak minyak goreng dengan harga murah langka di pasaran, DPD PSI mulai melakukan kegiatan 'Bazaar Solidaritas' menjual minyak goreng seharga Rp10.000 ribu per liter.

Lebih lanjut, Sigit mengatakan kegiatan ini sudah dilakukan 12 kali di lokasi yang berbeda-beda. Di tiap lokasi rata-rata menjual 200 liter minyak goreng. Sehingga, totalnya hampir 2.500 liter minyak goreng murah sudah dijual.

"Cara mendapatkannya, kawan-kawan PSI Kabupaten Bekasi urunan rata-rata 50 ribuan. Setelah terkumpul cukup untuk membeli sekitar 200 liter minyak goreng, mereka lalu mencari ke warung-warung dan pasar tradisional," tuturnya saat dihubungi VOI, Selasa, 15 Maret.

Menurut Sigit, dari satu kios yang dikunjungi, anggota PSI kadang mendapat 20-40 liter minyak goreng seharga Rp17.000 ribu hingga Rp18.000 ribu. Mereka membeli di beberapa warung dan kios yang dikunjungi hingga mencapai 200 liter.

"Minyak-minyak ini kemudian dijual rugi seharga Rp10.000 ribu per liter, biasanya bekerja sama dengan RT setempat agar tepat sasaran karena kami lebih menyasar ke warga kurang mampu," jelasnya.

"Setelah terjual, Rp 2 juta yang diperoleh digunakan lagi untuk membeli minyak goreng sebanyak 200 liter untuk lokasi yang berbeda. Kekurangan uangnya diperoleh dari urunan kader lagi. Begitu terus sampai minggu kemarin sudah berhasil menjual minyak goreng di 12 lokasi," sambungnya.

Berdasarkan data yang dipegang, Sigit mengatakan bahwa minyak goreng yang dijual kepada masyarakat berbagai merek. Awalnya, memang satu merek mengingat sulitnya pasokan di pasaran. Namun, pada pekan lalu minyak yang dijual lewat operasi pasar murah tersebut sudah berbagai macam merek.

"Macam-macam. Di kegiatan terakhir minggu kemarin merek Fraiswell," ucapnya.

Minyak langka di pasar

Namun, fakta yang ditemukan tim VOI di lapangan, minyak goreng di pasar-pasar maupun di warung langka. Salah satunya di pasar Aries, Jakarta Barat. Pedagang pasar mengeluhkan sulitnya mendapatkan pasokan minyak goreng untuk dijual kembali.

Salah seorang pedagang yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa sudah satu bulan tidak menjual minyak goreng sawit. Sebab, dirinya tidak mendapatkan pasokan minyak goreng dari agen tempatnya membeli.

"Jarang ada sekarang. Susah banget minyak. Biasanya kan ada Tropical, Bimoli, Fortune, Sania, sekarang itu udah enggak ada lagi. Ada keluar minyak goreng (dengan) nama-nama baru, tapi saya enggak jual" tuturnya kepada VOI, saat ditemui di Pasar Aries, Jakarta Barat, Selasa, 15 Maret.

Sementara itu, seorang pedagang lain yang tak mau disebutkan namanya juga mengaku tidak memiliki stok minyak goreng sawit untuk di jual. Sebagai gantinya, dia menjual minyak goreng jagung dengan harga Rp90 ribu per dua liter.

"Ada Barco (minyak kelapa) dan CCO (minyak jagung). Kalau sawit kosong. Bimoli udah lama enggak ada," kata dia.

Kelangkaan juga terjadi di warung kelontong yang berada di kawasan Tangerang, Banten. Minyak ukuran satu liter maupun dua liter tidak terlihat di warung tersebut.

Pemilik warung bernama Joko tersebut mengatakan sudah tidak menjual minyak goreng selama sepekan. Menurut Joko, stok minyak tidak tersedia di agen tempatnya biasa membeli.

"Enggak ada minyak. Sudah seminggu enggak ada," ucapnya.