Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan produsen minyak goreng milik konglomerat Martua Sitorus, Wilmar Group menjadi produsen terbesar di industri minyak goreng dalam negeri, yang telah memproduksi minyak goreng dari hasil domestic market obligation (DMO) minyak sawit mentah (CPO).

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ada lima produsen yang menjadi pemain besar di industri minyak goreng. Wilmar Group menempati posisi pertama dengan distribusinya sebesar 99,26 juta liter.

Adapun minyak goreng Wilmar Group diproduksi dengan merek dagang Sania, Fortune, Siip, Sovia, Mahkota, Ol'eis, Bukit Zaitun, Goldie, dan Camilla.

Lalu, di urutan kedua ada PT Musim Mas 65,32 juta liter. Produsen minyak goreng ini mendistribusikan produknya dengan merek dagang SunCo, Amago, Tani, M&M, dan Good Choice.

Di urutan ketiga ada Sinarmas Group yang diwakili PT SMART Tbk sebesar 55,19 juta liter. Adapun produk milik PT SMART Tbk dipasarkan dengan merek dagang Filma, Mitra, Kunci Mas, dan Palmvita.

Kemudian, ada Asian Agri di posisi keempat dengan distribusi sebanyak 48,59 juta liter. Adapun minyak goreng hasil produksi perusahaan ini dipasarkan dengan merek dagang Camar dan Harumas.

Terakhir adalah KPN dengan distribusi lebih dari 13 juta.

"Ini adalah top producer yang membantu progres program DMO," kata Lutfi dalam konferensi pers secara virtual, dikutip Kamis, 10 Maret.

Sebaran distribusi minyak goreng

Kemudian, untuk kawasan yang mendapatkan distribusi minyak goreng terbesar adalah Jawa Barat. Provinsi ini mendapat penyaluran minyak goreng sebesar 73,6 juta liter. Lalu diikuti Jawa Timur sekitar 71,4 juta liter. Kemudian, DKI Jakarta 57,8 juta liter. Sumatera Utara 49,9 juta liter dan Jawa Tengah 42,9 juta liter.

Secara kabupaten/kota, Jakarta Utara menjadi yang terbesar dengan stok 33,4 juta liter. Kemudian, disusul Kota Bekasi 30 juta liter, Medan 20 juta liter, Surabaya 19 liter dan Jawa Barat 14,9 juta liter.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyampaikan bahwa distribusi minyak goreng sudah berjalan di 356 kabupaten/kota di Indonesia. Pada periode 14 Februari-8 Maret 2022, total DMO minyak goreng yang berhasil terkumpul mencapai 573.890 ton.

Sementara yang terdistribusi dalam bentuk minyak curah dan kemasan ke pasar adalah sebesar 415.787 ton. Adapun, untuk ekspor CPO dan turunannya mencapai 2.771.294 ton dan terdapat 126 penerbitan ekspor dari 56 eksportir.

"Realisasi per hari itu, kita lihat jumlah yang luar biasa, kita mencapai 21 juta liter (per hari), ini adalah pekerjaan dari produsen minyak di 356 kabupaten kota," jelasnya.

Mantan Dubes Amerika Serikat ini mengatakan bahwa pendistribusian DMO telah melebihi perkiraan kebutuhan konsumsi satu bulan yang mencapai 327.321 ton.

"Ini yang saya sebut minyak melimpah," tuturnya.