Sri Mulyani Bersama Menteri Lain Siap Rilis Surat Utang Jenis Baru: Danai Transisi PLTU Batu Bara
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Tangkap layar Youtube Bisnis Indonesia)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) semakin serius dalam menghadapi tantangan dan peluang ekonomi dari dampak perubahan iklim.

Terbaru, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menegaskan bahwa saat ini tengah meracik skema pembiayaan jenis baru guna mendukung upaya climate action. Dalam penjelasannya, Menkeu mengungkapkan jika skema yang dimaksud memiliki bertujuan membantu transisi energi di dalam negeri.

“Pemerintah saat ini bersama Kemenkeu, Kementerian ESDM, Kemenko Maritim dan Investasi (pimpinan Luhut Binsar Panjaitan), Kementerian Lingkungan Hidup sedang mendesain suatu skema pembiayaan Mekanisme Transisi Energi atau Energy Transition Mechanism (ETM),” ujarnya dalam paparan virtual pada Selasa, 22 Februari.

Menurut Menkeu, langkah ini sangat strategis untuk memastikan keberlanjutan pembangunan ekonomi nasional.

“Mengapa ini desain kebijakan ini sangat penting? Karena agar Indonesia terus tumbuh pasti ada kebutuhan energi yang meningkat. Pada saat yang sama, energi listrik kita masih didominasi oleh coal base (batu bara) yang emisi karbonnya besar. Maka diperlukan energi bersih yang lebih ramah lingkungan dan terbarukan atau renewable,” tuturnya.

Dari kondisi inilah Menkeu melihat jika RI memiliki tantangan besar untuk bisa menyelaraskan tujuan pembangunan ekonomi dengan tetap mengimbangi dari output emisi karbon.

“Jadi tantangan kita adalah bagaimana pembangunan yang membutuhkan energi besar tanpa memperburuk emisi karbon. Oleh karena itu transisi menuju energi yang lebih hijau menjadi sangat penting,” tegasnya.

Lebih lanjut, bendahara negara memberikan sinyal jika dana yang nanti berhasil dihimpun bakal dioptimalkan untuk mendorong para pelaku usaha sektor energi listrik batu bara agar bisa menerapkan prinsip-prinsip yang lebih ramah lingkungan.

“ETM didesain dalam rangka memberikan kesempatan bagi pembangkit listrik batu bara (pembangkit listrik tenaga uap/PLTU) untuk bisa melakukan transisi menuju energi hijau,” ucapnya.

Pemerintah Indonesia sendiri sudah menyatakan komitmen kepada dunia untuk bisa menurunkan emisi karbon dioksida (CO2) sebesar 29 persen dengan usaha (biaya) sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional.

Mengutip laman resmi Kemenkeu, ETM merupakan suatu bentuk pembiayaan campuran (blended finance) yang dirancang untuk mempercepat penghentian pembangkit listrik bertenaga batu bara dan membuka investasi untuk energi bersih.

Saat ini Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) sedang melakukan analisis kelayakan implementasi ETM terhadap beberapa PLTU di Indonesia, setelah sebelumnya melalui tahapan studi prakelayakan.