JAKARTA - Ketua Satgas Waspada Investasi (SWI) Tongam L. Tobing menjelaskan bahwa pada hakikatnya kehadiran robot adviser (robot trading) ditujukan untuk membantu perusahaan-perusahaan atau manajer investasi untuk memandu nasabah dalam melakukan transaksi keuangan yang resmi.
“Jadi bukan untuk diperjual-belikan sebenarnya, tetapi membantu nasabahnya untuk trading dalam perdagang,” ujar dia melalui saluaran virtual pada Senin, 21 Februari.
Menurut Tongam, dalam perkembangannya robot adviser kini sudah disalahgunakan. Malahan, beberapa diantaranya menimbulkan keresahan di masyarakat.
“Nah, yang jadi masalah kita saat ini adalah robot trading dijadikan untuk penipuan. Cirinya adalah para broker ilegal ini selalu menjanjikan keuntungan yang tetap, bahkan pada saat harga turun pun mereka tetap menjanjikan profit,” tuturnya.
BACA JUGA:
Guna meminimalisir dampak negatif bagi khalayak, SWI berinisiatif untuk membekukan aktivitas perdagangan melalui robot trading tersebut.
“Ini sudah kita blokir, kalau tidak salah ada 19. Perlu diingat bahwa robot trading tidak diatur dalam regulasi OJK. Pekerjaan rumah ini perlu kita tata kembali,” tegasnya.
Sebagai informasi, isu robot trading mencuat seiring dengan semakin meresahkannya perkembangan aktivitas keuangan ilegal binary option seperti Binomo. Perkembangan teknologi menjadi alasan mengapa kegiatan investasi ilegal kian menjamur dan bertransformasi melalui berbagai cara dan modus.
Pemerintah sendiri bersama DPR diketahui tengah membahas rancangan undang-undang reformasi keuangan yang diharapkan bisa menjadi payung hukum atas perkembangan digitalisasi di sektor finansial.