Bagikan:

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyindir sejumlah pengusaha nakal yang tidak disiplin dalam menjalankan domestic market obligation (DMO) sehingga terjadi kekurangan pasokan batu bara bagi PLN.

"Jadi sebetulnya kalau pemasok ini disiplin memenuhi komitmennya kita tidak perlu mengalami krisis," ujar Arifin dalam Konferensi Pers Paparan kinerja ESDM di Jakarta, 12 Januari.

Arifin mengungkapkan, kapasitas produksi batu bara Indonesia sangat mencukupi kebutuhan nasional sehingga hal seperti ini tidak seharusnya terjadi. Menurutnya, indikasi krisis batu bara sebenarnya sudah dimulai sejak bulan Agustus 2021 dan bisa diatasi dengan baik.

"Namun pada pelaksanaannya trennya bukannya semakin membaik, malah semalin mengkhawatirkan," ujar Arifin.

Arifin melanjutkan, 40 persen dari total produksi batu bara RI mampu memenuhi aspek kebutuhan pembangkit listrik PLN jikalau pengusaha batu bara disiplin melaksanakan kebijakan DMO.

Ia menekankan, produksi tahunan di kisaran 600 juta ton per tahun, maka 40 persen produksi yang bisa diserap PLN setara dengan 240 juta ton.

"Kalau dilihat, pemakaian kita hanya seperempat dari produksi batu bara dalam negeri," imbuhnya.

Arifin menekankn, ke depannya akan ada sanksi tegas bagi pengusaha yang tidak taat dan disiplin.

"Ke depannya memang harus kita sempurnakan terkait kelemahan-kelemahan yang selama ini kita temui sehingga hal ini tidak akan terulang kembali," pungkas Arifin.