Bagikan:

JAKARTA - Nama anggota Dewan Pertimbangan Presiden Dato Sri Tahir hingga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno masih jajaran lima besar pejabat negara paling tajir di Indonesia, berdasarkan laporan harta kekayaan penyelenggaraan negara (LHKPN) per akhir 2021.

Lalu siapa pejabat negara paling tajir?

1. Dato Sri Tahir

Dato Sri Tahir menempati posisi pertama sebagai pejabat paling tajir saat ini. Anggota Wantimpres sekaligus pendiri Mayapada Group ini tercatat memiliki kekayaan total Rp7,74 triliun berdasarkan LHKPN periode 2020.

Kekayaan tersebut terdiri dari tanah dan bangunan senilai Rp182,69 miliar. Lalu, alat Transportasi dan Mesin Rp12,92 miliar. Kemudian, harta bergerak lainnya Rp4,96 triliun. Surat berharga Rp8,29 triliun. Kas dan setara kas Rp2,17 triliun. Serta harta lainnya Rp72,02 miliar.

Tidak hanya memiliki banyak aset, Tahir juga tercatat mempunyai utang sebesar Rp6,96 triliun. Ia memang sebelumnya sempat masuk dalam daftar orang terkaya ke-4 di Indonesia pada tahun 2018 lalu.

2. Sandiaga Uno

Pejabat yang menempati posisi kedua paling tajir adalah Menparekraf Sandiaga Uno. Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dilaporkannya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 9 Februari lalu, dia tercatat memiliki harta sebesar Rp3.996.825.925.104.

Hanya saja, Sandi juga memiliki utang sebesar Rp181.058.538.914 sehingga harta kekayaannya menjadi Rp3.815.767.386.190.

Dalam LHKPNnya, Sandiaga melaporkan asetnya berupa tanah dan bangunan bernilai Rp208.944.126.444 yang tersebar di sejumlah wilayah Jakarta Selatan. Selain itu, dia juga memiliki bangunan di Amerika Serikat.

Selain tanah dan bangunan, Sandiaga yang dulu juga pernah maju di Pilpres 2019 bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto juga mencatatkan kepemilikan aset berupa kendaraan. Ia tercatat memiliki dua mobil minibus Nissan Grand Livina 2013 dengan nilai Rp95 juta dan Nissan X-Trail senilai Rp200 juta.

Berikutnya, Sandi juga mencatatkan kekayaan senilai Rp3,2 miliar dari harta bergerak lainnya; surat berharga dengan nilai Rp3.111.823.057.480; kas dan setara kas bernilai Rp43.346.597.159.

Sebelum dikenal sebagai Menparekraf, Sandiaga Uno merupakan pengusaha yang terkenal karena mendirikan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk pada 1998 silam saat krisis moneter melanda Indonesia. Sandiaga juga memiliki PT Mitra Pinasthika Mustika yang memiliki dua anak usaha yang bergerak di bidang asuransi, distribusi, dan industri otomotif serta turunannya.

Sandiaga juga dikenal sebagai pemilik PT Adaro Energy Tbk dan juga memiliki saham di Medco Power Indonesia. Namanya semakin dikenal publik saat mencalonkan sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Ia juga sempat mencalonkan diri sebagai calon presiden di Pilpres 2019 mendampingi Prabowo Subianto.

3. Arifin Panigoro

Di posisi ketiga pejabat negara paling tajir adalah anggota Dewan Pertimbangan Presiden Arifin Panigoro. Berdasarkan LHKPN periode 2020, Arifin Panigoro tercatat memiliki kekayaan dengan total Rp2,98 triliun.

Harta kekayaan tersebut terdiri dalam bentuk tanah dan bangunan senilai Rp120,63 miliar. Lalu, harta bergerak lain senilai Rp1 miliar. Kemudian, surat berharga Rp2,84 triliun. Selanjutnya, kas dan setara kas senilai Rp20,05 miliar.

Arifin merupakan pendiri PT Medco Energi Internasional yang bergerak di industri pertambangan dan minyak goreng. Perusahaan tersebut berdiri sejak 1980 ketika minyak masih menjadi komoditas andalan Indonesia untuk mengecek pertumbuhan ekonomi.

4. Prabowo Subianto

Nama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto masuk dalam jajaran pejabat negara paling tajir keempat. Harta yang dimiliki Prabowo berdasarkan LHKPN yang dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 27 Maret lalu, Prabowo mencatatkan kekayaan mencapai Rp2.037.339.519.335.

Hanya saja, dia tercatat memiliki utang sebesar Rp8 miliar sehingga kini hartanya berkisar Rp2.029.339.519.335. Dalam LHKPN-nya, Prabowo melaporkan asetnya berupa tanah dan bangunan memiliki nilai Rp275.320.450.000 yang tersebar di Jakarta Selatan dan Bogor.

Selain tanah dan bangunan, Menteri Pertahanan ini juga melaporkan harta kekayaan miliknya berupa alat transportasi. Ia tercatat memiliki tujuh mobil dan satu motor dengan total nilai mencapai Rp1.258.500.000.

Ada berbagai jenis mobil yang dia miliki seperti minibus Toyota Alphard 2005 dengan nilai Rp400 juta, Honda CR-V 2007 senilai Rp130 juta, dan Mitsubishi Pajero 2000 bernilai Rp175 juta.

Selain itu, Prabowo juga tercatat memiliki Toyota Lexus keluaran 2002 dengan nilai Rp400 juta, Toyota Land Cruiser 1980 dengan nilai Rp50 juta, dan dua Land Rover keluaran 1992 dan 1992 bernilai masing-masing Rp50 juta.

Ia juga tercatat memiliki harta bergerak lainnya senilai Rp16.359.023.500; surat berharga dengan nilai mencapai Rp1.701.879.000.000; kas dan setara kas sebesar Rp2.522.545.835; dan harta lainnya Rp2.037.339.519.335.

Seperti diketahui, selama ini Prabowo dikenal sebagai politikus dan Ketua Umum Partai Gerindra. Prabowo ternyata juga memiliki berbagai perusahaan dan lini bisnis industri perkebunan, perhutanan, pengolahan kertas dan energi.

Beberapa perusahaan miliknya yakni PT Kiani Lestari. Lalu, PT Kiani Hutani Lestari yang memiliki luas area perkebunannya mencapai sekitar 53 ribu hektare. Kemudian, PT Jaladri Swadesi Nusantara. Perusahaan ini bergerak di industri perikanan dan telah beroperasi sejak periode awal tahun 2000.

5. Muhamad Mardiono

Nama anggota Dewan Pertimbangan Presiden Muhamad Mardiono masuk posisi kelima pejabat negara paling tajir di Indonesia. Harta kekayaan Rp1.276.379.450.733.

Harta Mardiono terdiri dari tanah dan bangunan senilai Rp653,10 miliar, alat transportasi dan mesin Rp7,72 miliar harta bergerak lain Rp1,12 miliar. Lalu, surat berharga senilai Rp652,53 miliar kas dan setara kas Rp1,58 miliar dan harta lainnya senilai Rp10,17 miliar.

Sosok yang dikenal sebagai politikus dari PPP ini juga tercatat memiliki utang senilai Rp49,86 miliar. Mardiono juga tercatat memiliki perusahaan bernama PT Buana Centra Swakarsa yang bergerak di industri logistik. Atas kepemilikannya di PT Buana Centra Swakarsa, Mardiono sempat menjabat sebagai ketua Kadin Provinsi Banten pada tahun 2002-2007.