Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Presidensi Indonesia dalam G20 membawa berkah tersendiri dari sisi ekonomi.

Menurut dia, perhelatan serta sejumlah agenda pertemuan yang nanti akan digelar di dalam negeri tahun depan lebih tinggi nilainya ketimbang acara serupa beberapa tahun lalu, lebih tepatnya ketika era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Manfaat penyelenggaraan G20 lebih besar dua kali lipat dari pertemuan tahunan IMF dan World Bank di tahun 2018 yang lalu," ujarnya ketika memberikan sambutan di acara Kick Off Presidensi G20 Indonesia pada Rabu, 1 Desember.

Secara terperinci, Airlangga menjelaskan keketuaan RI di organisasi 20 negara ekonomi terbesar dunia ini dapat meningkatkan produk domestik bruto (PDB) nasional hingga Rp7,4 triliun.

"Dengan lebih dari 150 pertemuan yang akan digelar di 19 kota, akan hadir 18.000 lebih delegasi dari berbagai negara. Presidensi Indonesia akan membantu membuka sekitar 33.000 lapangan kerja, meningkatkan konsumsi domestik sebesar Rp1,7 triliun," tuturnya.

Lebih lanjut, Airlangga mengungkapkan jika amanah yang diemban tidak main-main. Pasalnya, arsitektur ekonomi dunia ditentukan oleh 20 negara yang berada dalam organisasi ini. Terlebih, Indonesia dipercaya menjadi nahkoda selama 12 bulan ke depan.

"Indonesia mengemban tugas mulia membawa dunia ke arah lebih baik, lebih lestari, lebih damai, dan saling bekerja sama. Indonesia pulihkan dunia, kita juga harus dapat pulih bersama menjadi kuat. Recover Together, Recover Stronger, " tegasnya.

Asal tahu saja, RI menjadi negara berkembang pertama yang menjabat Presidensi G20. Adapun, negara-negara G20 yaitu Australia, Argentina, Brasil, Kanada, China, Uni Eropa, Jerman, Prancis, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko. Kemudian, Arab Saudi, Rusia, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, dan Amerika Serikat.

Untuk diketahui, G20 berkontribusi terhadap 85 persen PDB dunia, 75 persen terhadap perdagangan internasional, 80 persen investasi dunia, serta dua pertiga dari total populasi global.