Peter Gontha Sebut Cuma Ada Satu Jalan Keluar Penyelamatan Garuda Indonesia: Lewat Jalur Hukum karena Selama Ini Kita Dibodohi Asing
Pesawat Garuda Indonesia. (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Mantan Komisaris Garuda Indonesia Peter F Gontha menyebut bahwa hanya ada satu jalan menyelamatkan Garuda Indonesia yakni melalui jalur hukum. Seperti diketahui, Garuda saat ini sedang dalam kondisi keuangan yang sulit. Bahkan utang perseroan sudah menggunung mencapai Rp139 triliun.

"Jadi kita ingin mencari jalan keluar kan? Betul? Jalan keluar buat Garuda menurut saya satu-satunya adalah jalan keluar hukum. Jalan keluar diadakannya satu investigasi forensik," tuturnya dalam gelaran diskusi di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 1 Desember.

Menurut Peter, jika tidak melakukan investigasi forensik maka tidak dapat mengetahui secara tepat apa yang sebetulnya terjadi di tubuh Garuda Indonesia.

"Kita hanya (bisa) menebak-nebak saja apa yang sebetulnya yang terjadi atau apa yang sebetulnya dilakukan oleh PT Garuda Indonesia," ucapnya.

Lebih lanjut, Peter mengatakan bahwa selama ini Indonesia telah dibodohi oleh asing. Karena itu, menurut dia, permasalahan Garuda harus diselesaikan dengan jalur hukum.

"Karena kita selama ini boleh saya katakan dalam "dibodohi" oleh orang asing. Ini bukan politik, karena saya bukan orang politik. Kata pak Jokowi kita tidak boleh jadi inlander. Kita harus fight dengan orang asing ini yang selama ini selalu berpikir bahwa kita ini bangsa yang selalu bisa dibodohi," tuturnya.

Sekadar informasi, utang Garuda yang menggunung mencapai Rp139 triliun salah satunya disebabkan oleh harga pesawat yang sangat mahal. Bahkan empat kali lipat lebih mahal dari rata-rata dunia. Hal ini pula yang disoroti oleh publik.

Maskapai penerbangan nasional Garuda menyewa delapan jenis pesawat. Antara lain Boeing 777-300, Boeing 737-800, Boeing 737-8 Max, Airbus A330-200, Airbus A330-300, Airbus A330-900, CRJ1000 NextGen, dan ATR 72-600.

Namun, yang menjadi sorotan adalah pesawat Boeing 777-300ER yang disewa Garuda Indonesia. Hal ini lantaran, mantan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Peter F. Gontha bersuara di media sosialnya. Ia mempertanyakan ke mana larinya uang selisih dari harga sewa pesawat Boeing 777-300ER yang disewa Garuda Indonesia.

Menurut Peter, biasanya harga sewa pesawat Boeing 777-300ER adalah sebesar 750 ribu dolar AS per bulan. Namun, sejak pertama surat sewa pesawat diteken, biaya yang dikeluarkan Garuda adalah 1,4 juta dolar AS per bulan.

"Ini Boeing 777, harga sewa di pasar rata-rata 750 ribu dolar AS per bulan. Garuda mulai dari hari pertama bayar dua kali lipat? 1,4 juta dolar AS per bulan. Uangnya kemana sih waktu diteken? Pingin tahu aja?," tulis Peter di akun Instagram pribadinya @petergontha, dikutip Kamis, 28 Oktober.

Seperti diketahui, Garuda memiliki total 142 pesawat, sebanyak 136 pesawat dengan status sewa dan 6 pesawat milik perseroan. Terdiri dari jenis pesawat Boeing 777-300ER, Boeing 737-800, Boeing 737-8 Max, Airbus A330-200, Airbus A330-300, Airbus A330-900, CRJ1000 NextGen, dan ATR 72-600.

Khusus untuk Boeing 777-300ER Garuda Indonesia memiliki 10 unit pesawat. Adapun pesawat yang bisa menampung total hingga 314 penumpang ini, digunakan untuk rute jarak jauh. Boeing 777-300ER ini diklaim oleh Garuda dapat melaju hingga 930 kilometer per jam.

Tercatat, Garuda Indonesia menyewa dua dari 777-300ER-nya dari ALAFCO, dua dari Altavair, dan enam sisanya dari ICBC Leasing. Namun, selama masa pandemi berkurang sehingga yang saat ini dioperasikan untuk mendukung operasional perusahaan ada pada kisaran 50-60 pesawat.