Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut membantah bahwa Indonesia hanya membuka ruang investasi dengan China. Ia mengatakan bahwa pemerintah juga terbuka dengan negara lain, salah satunya Inggris hingga Uni Emirat Arab (UEA). Langkah itu dilakukan untuk mendorong hilirisasi di Indonesia.

"Jadi sekarang jangan berpikir kita hanya bekerja sama dengan China, itu tidak betul. Kita juga kerjasama dengan negara mana saja," katanya dalam diskusi virtual, Rabu, 24 November.

Luhut mengatakan kerja sama dengan Inggris dilakukan untuk produk baterai, katode, hingga prekursor. Sementara, kerja sama dengan Abu Dhabi juga akan dilakukan dengan membawa industri aluminium ke Integrated Green Industrial Park, Kalimantan Utara.

Lebih lanjut, kata Luhut, groundbreaking atau peletakan batu pertama proyek kerja sama dengan Abu Dhabi akan dilakukan pada 16 Desember 2021.

"Pemerintah mendorong kerja sama investasi dengan berbagai negara, salah satunya yang saya singgung Uni Emirat Arab. Kunjungan Uni Emirat Arab pada November lalu menghasilkan komitmen investasi 44,6 miliar dolar AS di berbagai bidang yang kebanyakan diminta disalurkan lewat lembaga pengelolaan investasi Indonesia," tuturnya.

Menurut Luhut, upaya pemerintah dalam meningkatkan investasi di tanah air dilakukan melalui penyederhanaan perizinan melalui Undang-Undang nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Dengan adanya UU tersebut, Luhut mengaku optimis bisa memperbaiki iklim investasi di tanah air.

"Dengan ini kami optimis bisa memperbaiki iklim investasi di Indonesia, sehingga bisa menarik investor lebih banyak ke Indonesia," ucapnya.

Lebih lanjut, kata Luhut, upaya menarik investasi juga dilakukan dalam rangka transformasi ekonomi. Ia menekankan upaya hilirisasi sumber daya alam membuat Indonesia dapat berubah menjadi pemain penting dalam rantai pasok kendaraan listrik.

"Presiden telah memberi arahan untuk nickel ore, bauksit, copper, tin. Dari empat ini saja kita bisa membuat Indonesia berubah ke depan," tuturnya.