Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap beberapa alasan mengapa Indonesia begitu lengket dengan China dalam menggarap proyek pemerintah. Salah satunya adalah karena China yang paling tanggap dan cepat merespon permintaan pemerintah.

"Jadi kita jangan mem-bully diri kita sendiri. Kalau kita tadi kerja sama dengan Tiongkok karena Tiongkok yang paling cepat memberikan respons terhadap permintaan kita," katanya dalam Rapat Koordinasi Nasional dan Anugerah Layanan Investasi 2021, Rabu, 24 November.

Meski begitu, Luhut memastikan bahwa Indonesia tidak diatur oleh China. Ia menegaskan bahwa China lah yang akan mengikuti skema investasi yang diatur pemerintah.

"Tidak ada itu debt yang ditakutkan karena yang kita lakukan B2B (bussiness to bussiness). Semua kita lakukan teknologi transfer. Semua kita lakukan first class teknologi. Mereka membiarkan pegawainya dari Indonesia semua memang dilakukan secara bertahap karena kita memang tidak punya," tuturnya.

Sekadar informasi, berdasarkan data BKPM, China menjadi investor ketiga terbesar di Indonesia tahun ini di bawah Singapura dan Hong Kong. Jumlah investasi China pada periode Januari hingga September mencapai 2,3 miliar dolar AS atau 10 persen dari total penanaman modal asing di Indonesia.

Tidak hanya dengan China, kata Luhut, banyak negara yang berbondong-bondong ingin berinvestasi di Indonesia. Pemerintah juga terus membuka peluang kerja sama di berbagai sektor dengan banyak negara terutama untuk mendukung hilirisasi.

Karena itu, Luhut membantah bahwa pemerintah hanya bekerja sama dengan China. Seperti misalnya, Indonesia juga menjajaki rencana kerja sama dengan Inggris untuk produk baterai, katode hingga prekursor.