Bagikan:

JAKARTA - Mantan Komisaris Garuda Peter Gontha bersuara di media sosialnya. Ia terang-terangan membuka surat pengunduran dirinya dari jabatan Komisaris Garuda Indonesia yang diajukan kepada Chairul Tanjung (CT) bos Trans Airways selaku salah satu pemegang saham di maskapai nasional tersebut. Surat tersebut diajukan bahkan jauh sebelum perseroan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) pada Agustus lalu.

Peter dalam unggahannya di Instagram menjelaskan bahwa dirinya menunjukkan kepada khalayak surat pengunduran diri tersebut untuk meluruskan kesalahapahaman yang berujung fitnah kepada dirinya.

"Saya ingin meluruskan beberapa fitnah yang ditujukan kepada saya. Waktu pulang dari LN banyak media yang meminta wawancara dengan saya. "BANYAK SEKALI" yang menanyakan kenapa saya baru buka-bukaan masalah setelah saya bukan Agustus 2021 "diberhentikan" dari dewan komisaris Garuda," tulis Peter, dikutip dari Instagram @petergontha, Kamis, 11 November.

Menurut Peter, dirinya sudah sering melontarkan kritik sejak masih menjabat sebagai Komisaris Garuda Indonesia. Kritik tersebut dirinya ungkapkan dalam postingan di Instagram pribadinya.

"Selama menjabat berulang kali saya kritik dan posting hal hal yang tidak baik yang terjadi. Silakan unggah status status saya. Untuk meluruskan saja, di sini saya unggah surat permohonan pengunduran diri saya bulan Februari 2021. Tetapi Pak CT meminta saya tunggu sampai RUPS tahunan bulan Agustus. Jadi ya amanah itu saya laksanakan. Terlampir surat saya biar jelas semua dan case closed," tulis Peter.

Surat pengunduran diri tersebut ditulis Peter pada 17 Februari 2021. Dalam surat tersebut, ia mengakui keputusan tersebut sangat berat.

Peter mengaku tak ingin meninggalkan perusahaan dalam kondisi kapal karam. Namun, Peter mengatakan kepengurusan Garuda saat ini membuat dirinya tidak dapat berbuat banyak untuk memperbaiki kinerja perusahaan.

Peter mengatakan dirinya sangat commit untuk mewakili Trans Airways sebagai pemegang saham di Garuda Indonesia. Namun karena direksi perusahaan terlalu sering mengabaikan usulan pihak dewan komisaris, hal ini membuat dirinya frustrasi.

"Bagi saya mungkin ini menjadi frustrasi tersendiri, terutama kebijakan mengenai leasing dan negosiasi pesawat yang menjadi tulang punggung perusahaan yang memang sudah salah dari awal mulai mengakuisisi pesawat-pesawat tersebut, yang terindikasi KKN dan terasa menghabiskan waktu dan terlihat dengan kerugian perusahaan untuk bulan Januari 2021, sebesar 119 juta dolar AS," tulis Peter dalam surat pengunduran dirinya.

Peter dalam suratnya juga mengaku bahwa beberapa waktu belakangan kesibukannya cukup padat. Karena itu, dirinya pun mengajukan surat pengunduran dari jabatannya sebagai Komisaris Garuda Indonesia mewakili Trans Airways.

"Kami bermaksud mengundurkan diri dari jabatan tersebut. Namun keputusan kami serahkan kepada Bapak untuk memutuskannya. Kalau memang saya diminta terus saya minta diberi tanggung jawab jelas, terutama dalam hal negosiasi dengan para lessor," tulisnya.

Dalam surat tersebut, Peter juga beharap Garuda Indonesia bisa bertahan terutama di masa pandemi COVID-19 ini dan investasi Trans Airwasys dapat menguntungkan.