Bagikan:

JAKARTA - Sewa pesawat Garuda Indonesia yang jauh lebih mahal dari harga di market atau pasaran menjadi sorotan berbagai pihak. Salah satunya, oleh mantan Komisaris Garuda Indonesia Peter Gontha. Terkait harga pesawat tersebut, Wamen BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengakui bahwa harga sewa pesawat Garuda empat kali lebih mahal dari rata-rata global.

Namun, kata Tiko, yang menyebabkan harga sewa pesawat lebih mahal tersebut karena tata kelola perusahaan yang buruk. Seperti diketahui bahwa KPK memutuskan adanya kasus korupsi di tubuh Garuda Indonesia di masa lalu.

"Ini juga menyebabkan kontrak-kontrak dengan lessor Garuda ini cukup tinggi dibanding dengan airlines lain. Bahkan ada data dari Bloomberg kalau kita bandingkan aircraft rental cost Garuda dibandingkan dengan revenue-nya Garuda termasuk yang terbesar," katanya dalam rapat dengan Komisi VI DPR, Selasa, 9 November.

"Jadi aircraft rental cost dibagi revenue Garuda itu mencapai 24,7 persen, empat kali lipat dari global average. Ini kondisi Garuda," sambungnya.

Karena itu, kata Tiko, penyebab kinerja Garuda menurun satunya karena korupsi masa lalu. Kemudian, diperparah dengan adanya pandemi COVID-19.

"Ini yang menjadi satu sistuasi yang sulit. Karena di satu sisi Garuda mempunyai cost structure yang tinggi, utangnya tinggi, dan revenue base tergerus signifikan karena pandemi. Jadi saya sering ditanya Garuda ini kinerjanya turun karena apa? Apakah karena korupsi atau pandemi? Ya dua-duanya, bukan salah satu," ucapnya.

Sebelumnya, mahalnya harga pesawat Garuda menjadi sorotan publik setelah mantan Komisiaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Peter F. Gontha bersuara di media sosialnya. Ia mempertanyakan ke mana larinya uang selisih dari harga sewa pesawat Boeing 777-300ER yang disewa Garuda Indonesia.

Menurut Peter, biasanya harga sewa pesawat Boeing 777-300ER adalah sebesar 750 ribu dolar AS per bulan. Namun, sejak pertama surat sewa pesawat diteken, biaya yang dikeluarkan Garuda adalah 1,4 juta dolar AS per bulan.

"Ini Boeing 777, harga sewa di pasar rata-rata 750 ribu dolar AS per bulan. Garuda mulai dari hari pertama bayar dua kali lipat? 1,4 juta dolar AS per bulan. Uangnya kemana sih waktu diteken? Pingin tahu aja?," tulis Peter di akun Instagram pribadinya @petergontha, dikutip Kamis, 28 Oktober.

Seperti diketahui, Garuda memiliki total 142 pesawat, sebanyak 136 pesawat dengan status sewa dan 6 pesawat milik perseroan. Terdiri dari jenis pesawat Boeing 777-300ER, Boeing 737-800, Boeing 737-8 Max, Airbus A330-200, Airbus A330-300, Airbus A330-900, CRJ1000 NextGen, dan ATR 72-600.

Khusus untuk Boeing 777-300ER Garuda Indonesia memiliki 10 unit pesawat. Adapun pesawat yang bisa menampung total hingga 314 penumpang ini, digunakan untuk rute jarak jauh. Boeing 777-300ER ini diklaim oleh Garuda dapat melaju hingga 930 kilometer per jam.

Tercatat, Garuda Indonesia menyewa dua dari 777-300ER-nya dari ALAFCO, dua dari Altavair, dan enam sisanya dari ICBC Leasing.

Namun, selama masa pandemi berkurang sehingga yang saat ini dioperasikan untuk mendukung operasional perusahaan ada pada kisaran 50-60 pesawat.