Bagikan:

JAKARTA - Kita bisa dengan mudah melihat keluhan mahasiswa soal dosen yang banyak dijadikan meme. Memang hal ini sah-sah saja sebagai pelipur lara. Tapi kita juga agaknya perlu tahu menjadi dosen tak sebercanda itu. Sampai-sampai muncul anekdot kalau tridarma telah berganti jadi empat darma, karena selain mengajar, meneliti, dan mengabdi pada masyarakat, ditambah tugas ke empat: kerja administrasi.

Di media sosial meme soal dosen kerap seliweran. Paling banyak berkaitan tentang balada mahasiswa semester akhir. Salah satunya soal dosen pembimbing yang terkesan "killer" dan susah untuk ditemui, sampai proses revisi yang berulang kali seperti tak berujung menjadi momok yang menakutkan bagi mahasiswa tingkat akhir.

Khusus mahasiswa tingkat akhir, revisi dan skripsi adalah dua hal yang mustahil untuk dihindari. Hal inilah yang kerap dijadikan materi meme.

Meme dosen (Instagram.com/meme.in)

Selain itu meme yang kerap muncul di timeline adalah soal instruksi dosen yang terkesan bak sabda yang tak dapat diganggu gugat.

Meme dosen (instagram.com/memecomicindonesia)

Beban kerja dosen

Di balik kelucuan meme soal dosen, ternyata hidup menjadi seorang pengampu tak sebercanda itu. Akhir-akhir ini banyak dosen yang mengutarakan unek-unek mereka tentang beban kerja administratif yang cukup menguras tenaga.

Semua bermula dari unggahan Guru Besar Antropologi Universitas Indonesia, Sulistyowati Irianto yang membeberkan beban kerja administratif yang menyita waktu maupun tenaga. Dia menyebut saat ini tugas utama dosen tak lagi tridarma melainkan empat darma.

"Dosen itu tugasnya Empat Darma: pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat, dan isi borang, formulir administrasi... Setiap ada perubahan kebijakan dari Kementerian (pemerintah) semua musti diisi. Sipeg, Simlibtamas, Arjuna, Sister, dan sekarang ada lagi mySAP.bkn.go.id," ujar Sulistyowati lewat akun Facebooknya.

Sulistyowati mempertanyakan apakah beban kerja dosen masih kurang sehingga masih harus dibebankan dengan pekerjaan administratif. Padahal, mereka sudah disibukkan dengan mengajar, meneliti, dan membuat jurnal yang harus diterbitkan di lembaga yang punya reputasi tinggi di dunia.

"Setiap semester harus isi BKD dengan ancaman kalau tidak isi, maka tidak dapat insentif. Lalu setiap saat ada kebijakan baru dari pemerintah harus isi macam-macam formulir lagi," kata Sulistyowati.

Beban kerja administratif yang memberatkan ini juga turut dirasakan dosen kampus swasta. Salah satunya Dosen Teknik Sipil Universitas Mercubuana, Syafiadi.

Syafiadi menjelaskan kepada VOI, beban kerja administratif dosen memang cukup memakan waktu. Di samping harus mengajar dan membuat jurnal, mereka juga dibebani tugas mengurus pelaporan Beban Kerja Dosen (BKD).

Seperti dijelaskan laman Kemdikbud, BKD merupakan gambaran beban SKS dosen melaksanakan Tri Dharma dalam satu semester ke depan. Beban kerja dosen ini perlu dilaporkan secara periodik untuk mengetahui gambaran kinerja riil dosen melaksanakan Tri Dharma dalam hitungan SKS satu semester terakhir yang sudah dijalani.

"Biasanya BKD buat dosen tetap agak berat. Setiap semester itu perlu nulis jurnal baik nasional maupun internasional terus juga buat buku gitu," kata Syafiadi.

Memang untuk dosen belum tetap, kebanyakan disibukan pembuatan materi untuk mengajar, tapi mereka juga tetap harus mengurus administrasi. "Administrasi pastinya perlu untuk didata siapa dosen yang ngajar, tapi BKDnya tak seberat dosen tetap," kata Syafiadi.

Menghambat akademik

Dosen cum Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah mengamini kalau beban kerja administrasi dosen begitu memberatkan. "Berat sekarang. Dosen itu kan seharusnya tridarma tapi lebih banyak dibebani administrasi," kata dia kepada VOI.

Trubus mencontohkan beberapa kerja administrasi itu seperti mengisi borang, laporan tahunan, evaluasi diri, dan BKD. "Ngisi borang, ngisi laporan tahunan, evaluasi diri, macem-macem lah pokoknya administrasi paling banyak. BKD juga itu isinya administrasi tok itu."

Setiap semester, kata Trubus, dosen itu wajib membuat laporan seperti misalnya detail kegiatan penelitian dan menjadi narasumber. Apabila hal itu tak dilakukan, maka insentif mereka membeku.

"Setiap semester itu bikin laporan untuk kegiatan penelitian di mana, jadi narasumber di mana, itu harus diupload satu-satu. Kalau enggak gitu duitnya enggak keluar, tunjangan dosen juga. Padahal jumlahnya enggak seberapa. Kecil," ujar Trubus.

Menurut orang yang sudah menjadi dosen selama 20 tahun ini kerja administrasi tersebut menghambat kerja akademik. "Ini menghambat. Untuk menulis, mengembangkan ilmu, ini susah. Karena itu beban kerja dosen kebanyakan jadi administrasi," kata Trubus.

Dan beban kerja administrasi ini mengganda, setiap ada kebijakan baru dari pemerintah. "Setiap ada kebijakan baru dari pemerintah harus ada administrasi yang diurus. Jadi mulai baru lagi," kata Trubus.

*Baca Informasi lain tentang PENDIDIKAN atau baca tulisan menarik lain dari Ramdan Febrian Arifin.

BERNAS Lainnya