JAKARTA - "Tuhan", begitu Meryl Streep menggambarkan sosok Harvey Weinstein dalam sebuah lelucon tipis. Di Hollywood, Weinstein memang begitu besar. Ia salah satu produser film paling sukses dalam beberapa dekade terakhir. Coki Pardede tahu itu. Tapi apa Weinstein tetap Tuhan ketika kasus pelecehan seksualnya terungkap?
Jadi, dalam sebuah unggahan di Twitter, komika, Coki Pardede berkomentar soal kasus pelecehan seksual yang melibatkan nama-nama besar di dunia --mulai dari Tiger Woods, Bill Clinton, hingga Bill Cosby, termasuk Weinstein. Menurut Coki, nama-nama itu tetap memendam kebesaran di balik kasus pelecehan seksual yang dilakukan.
Kicauan Coki direspons banyak warganet, termasuk dengan kritikan. Kami tak ingin jauh soal perdebatan di Twitter Coki. Tapi soal Weinstein, mungkin ada cerita-cerita yang terlewat oleh Coki, hingga sebegitunya ia meromantisasi karya Weinstein, bahkan melebihi mereka yang jadi bagian dari ekosistem Hollywood itu sendiri. Rekan-rekan kerja Weinstein.
Tapi sukak apa enggak
Biasanya public figur yg kena kasus
Pelecehan Sexual atau skandal seks itu rata" bakat nya luar biasa lho atau pencapaian nya gokil.
Harvey weinstein, Bill Cosby, Bill Clinton, Tiger wood, Arnold Schwarzenegger Dll
Yg ga bisa di sebut satu satu đ€Ł
â CokiPardede (@PardedeReza666) June 10, 2021
Kebesaran Weinstein
Tak mungkin memungkiri kebesaran film-film yang diproduseri Weinstein. Ia adalah pendiri Miramax Film. Perusahaan itu ia dirikan bersama adiknya, Bob pada 1979. Sebelum mendirikan Miramax, Weinstein yang lahir di Queens, New York pada 19 Maret 1952 itu mengawali karier sebagai produser musik selepas lulus dari Universitas Buffalo.
Weinstein memproduseri judul-judul besar, seperti The English Patient (1997), yang merupakan Best Picture pertama yang diraih Weinstein. Kecemerlangan Weinstein terus berlanjut, bahkan selepas Miramax dijual ke Disney pada 1993. Duo Weinstein kemudian keluar dari perusahaan pada tahun 2005.

Kakak-beradik Weinstein itu kemudian melanjutkan bisnis dengan mendirikan Weinstein Company. Film-film Weinstein Company mencatat 300-an nominasi dan 81 trofi Oscar. Apa saja film Weinstein yang meraih Oscar? Dilansir Forbes, ini daftar 81 kemenangan Oscar dalam karier Weinstein:
- 1990: My Left Foot (Best ActorâDaniel Day-Lewis, Best Supporting ActressâBrenda Fricker)
- 1991: Journey of Hope (Best Foreign Language Film)
- 1992: Mediterraneo (Best Foreign Language Film)
- 1993: The Crying Game (Best Original ScreenplayâNeil Jordan)
- 1994: The Piano (Best Original ScreenplayâJane Campion, Best ActressâHolly Hunter, Best Supporting ActressâAnna Paquin)
- 1995: Pulp Fiction (Best Original ScreenplayâQuentin Tarantino and Roger Avary)
- 1996: Restoration (Best Costume DesignâJames Acheson, Best Production DesignâEugenio Zanetti); The Postman (Best Original ScoreâLuis EnrĂquez Bacalov)
- 1997: The English Patient (Best Picture, Best Supporting ActressâJuliette Binoche, Best Art DirectionâStuart Craig and Stephanie McMillan, Best CinematographyâJohn Seale, Best Costume DesignâAnne Roth, Best DirectorâAnthony Minghella, Best Film EditingâWalter Murch, Best Original ScoreâGabriel Yared, Best Sound âWalter Murch, Mark Berger, David Parker and Christopher Newman), Sling Blade (Best Adapted ScreenplayâBilly Bob Thornton), Emma (Best Original ScoreâRachel Portman)
- 1998: Good Will Hunting (Best Supporting ActorâRobin Williams, Best Original ScreenplayâBen Affleck and Matt Damon)
- 1999: Shakespeare in Love (Best Picture, Best ActressâGwyneth Paltrow, Best Supporting ActressâJudi Dench, Best Art DirectionâMartin Childs and Jill Quertier, Best Costume DesignâSandy Powell, Best Original Musical or Comedy ScoreâStephen Warbeck, Best Original ScreenplayâMarc Norman and Tom Stoppard), Life Is Beautiful (Best ActorâRoberto Benigni, Best Foreign Language Film, Best Music, Original Dramatic ScoreâNicola Piovani)
- 2000: Cider House Rules (Best Actor in a Supporting RoleâMichael Caine, Best Adapted ScreenplayâJohn Irving)
- 2002: Iris (Best Actor in a Supporting RoleâJim Broadbent)
- 2003: Chicago (Best Picture, Best Supporting ActressâCatherine Zeta-Jones, Best Art DirectionâJohn Myhre, Gordon Sim, Best Costume DesignâColleen Atwood, Best Film EditingâMartin Walsh, Best SoundâMichael Minkler, Dominick Tavella and David Lee), The Hours (Best ActressâNicole Kidman), Frida (Best MakeupâJohn E. Jackson and Beatrice De Alba, Best Original ScoreâElliot Goldenthal)
- 2004: Lord of the Rings: Two Towers (Best Makeup: Peter Owen and Richard Taylor, Best Original Score: Howard Shore), Master and Commander: The Far Side of the World (Best CinematographyâRussell Boyd, Best Sound EditingâRichard King), Cold Mountain (Best Supporting ActressâRenĂ©e Zellweger), Finding Neverland
- 2005: The Aviator (Best Supporting ActressâCate Blanchett, Best Art DirectionâDante Ferretti and Francesca Lo Schiavo, Best CinematographyâRobert Richardson, Best Costume DesignâSandy Powell, Best Film EditingâThelma Schoonmaker), Finding Neverland (Best Original ScoreâJan A. P. Kaczmarek)
- 2009: The Reader (Best ActressâKate Winslet), Vicky Christina Barcelona (Best Supporting ActressâPenĂ©lope Cruz)
- 2010: Inglourious Basterds (Best Supporting ActorâChristoph Waltz)
- 2011: The King's Speech (Best Picture, Best ActorâColin Firth, Best DirectorâTom Hooper, Best Original ScreenplayâDavid Seidler), The Fighter (Best Supporting ActorâChristian Bale, Best Supporting ActressâMelissa Leo)
- 2012: The Artist (Best Picture, Best DirectorâMichel Hazanavicius, Best ActorâJean Dujardin, Best Costume DesignâMark Bridges, Best Original ScoreâLudovic Bource), The Iron Lady (Best ActressâMeryl Streep, Best MakeupâMark Coulier and J. Roy Helland), Undefeated (Best Documentary Feature)
- 2013: Django Unchained (Best Original ScreenplayâQuentin Tarantino, Best Supporting ActorâChristoph Waltz), Silver Linings Playbook (Best ActressâJennifer Lawrence)
- 2015: Imitation Game (Best Adapted ScreenplayâGraham Moore), CitizenFour (Best Documentary Feature)
- 2016: Hateful Eight (Best Original ScoreâEnnio Morricone).
Kasus pelecehan seksual Harvey Weinstein
Kasus pelecehan seksual Weinstein ditangani Pengadilan Kota New York. Weinstein dinyatakan bersalah atas kasus pemerkosaan dengan ancaman hukuman penjara maksimum 29 tahun. Putusan itu dijatuhkan pada 24 Februari 2020 silam.
Tuduhan pelecehan seksual yang dilakukan Weinstein pertama kali dipublikasikan oleh harian New York Times dan majalah New Yorker pada tahun 2017. Sejak itu tuduhan terhadap Weinstein terus menggelinding sebagai bola salju.
Nama aktris besar, seperti Salma Hayek dan Angelina Jolie, serta 90-an orang lain buka suara soal perilaku-perilaku cabul Weinstein selama 40 tahun. Sebelum putusan dijatuhkan, Weinstein sempat menciptakan polemik.
Kala itu ia menolak menyatakan penyesalan dalam wawancaranya di harian New York Post. Weinstein bahkan menyebut dirinya sebagai orang yang berjasa menghapus patriarki dalam industri film lewat pelibatan perempuan dalam posisi-posisi penting, termasuk sutradara.
"Saya membuat lebih banyak film yang disutradarai perempuan dan tentang perempuan daripada produser lain. Dan ini terjadi sekitar 30 tahun lalu," ujarnya, kata Weinstein, dalam wawancara tersebut.

Dua tahun sebelum putusan, tepatnya 25 Mei 2018, pengadilan mendakwa Weinstein dengan kasus pelecehan seksual. Weinstein kala itu menyebut semua hubungan seks yang ia jalani dilakukan atas konsen. Suka sama suka.
Meski begitu, berbulan-bulan setelahnya Weinstein dinyatakan bersalah. Ia terbukti memaksa seorang mantan asistennya bernama Mimi Haley untuk melakukan oral seks. Weinstein juga terbukti memperkosa Jessica Mann pada 2013.
Meski begitu putusan itu meninggalkan perdebatan. Dalam putusan, 12 anggota juri menyatakan Weinstein tak bersalah atas dakwaan yang paling serius, yakni serangan seksual, yang ancaman hukumannya seumur hidup.
Banyak pihak menganggap hukuman 29 tahun terlalu rendah untuk Weinstein. Pada 5 April lalu, Weinstein baru saja mengajukan banding atas kasus hukmnya. Weinstein menyebut hakim James Burke, yang menjatuhkan hukuman padanya banyak membuat kesalahan.
Runtuhnya reputasi Harvey Weinstein

Bagaimanapun, keputusan pengadilan itu meruntuhkan reputasi Weinstein. Gerakan kolektif terjadi di Hollywood, sebagai respons atas perilaku rendah Weinstein. Nama Harvey Weinstein berubah jadi aib seiring keruntuhan reputasinya.
Weinstein, yang juga donor terkemuka untuk Partai Demokrat segera menghilang dari sorotan publik. Weinstein hanya muncul sesekali dalam pemberitaan soal terapinya mengobati kecanduan seks.
Akibat kasus itu keanggotaan Weinstein di Motion Picture Academy of Arts and Sciences dicabut. Ini adalah cacat di wajah badan pemerintahan de facto Hollywood, pihak yang menyelenggarakan Oscar. Weinstein dianggap melanggar preseden 90 tahun organisasi.
Setidaknya 54 anggota dewan gubernur akademi membuat keputusan pada sesi darurat setelah penyelidikan oleh The New York Times dan The New Yorker. Pemungutan suara itu jauh melebihi mayoritas atau dua pertiga suara yang dibutuhkan.
Dikutip The New York Times, akademi memberi pernyataan bahwa organisasi mengambil langkah ini untuk memisahkan diri dari Weinstein, orang yang mereka sebut "tidak pantas dihormati rekan-rekannya."
Organisasi, dalam keterangan itu juga menegaskan ketidaktahuan mereka tentang sisi predator seksual Weinstein. Mereka juga mengirim pesan tentang ketidaktahuan pada isu pelecehan seksual di lapangan industri.
Akademi juga mengatakan akan "bekerja untuk menetapkan standar etika perilaku yang diharapkan akan dicontohkan oleh semua anggota akademi.â Meski sebagian besar simbolis, pendepakan Weinstein di antara 8.400 anggota akademi lain tetap mengejutkan.
Langkah ini sepertinya tak pernah dilakukan oleh akademi. Bahkan ketika sutradara, Roman Polanski, yang juga anggota akademi lain pernah terlibat dalam kasus kejahatan seksual yang melibatkan gadis 13 tahun. Tidak juga dalam kasus penyerangan seksual Bill Cosby.

Scott Feinberg, seorang kolumnis untuk The Hollywood Reporter menyebut ini sebagai "awal dari babak yang sangat sulit bagi akademi. Hal berikutnya yang akan terjadi, benar atau salah, adalah bahwa berbagai konstituen akan menuntut agar akademi menangani anggota bermasalah lainnya dengan cara yang sama.â
Feinberg mengatakan, selain Weinstein, hanya ada satu orang yang dikeluarkan secara permanen dari akademi. Ia adalah Carmine Caridi, seorang aktor. Dan itu bukan tentang pelecehan seksual.
Keanggotaan Caridi dicopot pada 2004 karena melanggar aturan akademi tentang pemungutan suara Oscar. Caridi saat itu ketahuan meminjamkan DVD screener dari film-film yang bersaing di Oscar.
Tak cuma organisasi. Weinstein juga ditendang dari studio film dan televisinya, Weinstein Company. Weinstein Company membantah tuduhan pemerkosaan. Mereka juga menyatakan sikap berlawanan dengan Weinstein.
"Perilakunya menyebabkan banyak rasa sakit," keterangan sikap perusahaan menyebut.
Tumbuhnya cancel culture lewat gerakan #MeToo

Kasus pemerkosaan Harvey Weinstein diyakini jadi awal tumbuhnya cancel culture di Amerika Serikat (AS). Merujuk kamus Merriam-Webster, secara definitif cancel culture adalah gerakan menghentikan dukungan kepada orang-orang tertentu yang melanggar norma sosial dengan memboikot karya mereka.
Memang, gerakan #MeToo telah dimulai jauh sebelum Weinstein. Gerakan ini dimulai oleh aktivis, Tarana Burke. Pada 2006 ia membuat kampanye media sosial dengan tagar #MeToo yang bertujuan menginspirasi banyak perempuan untuk lebih berani mengungkap pelecehan seksual yang ia alami.
Adapun orang yang memantik gerakan #MeToo dalam kasus Weinstein adalah Alyssa Milano, salah satu perempuan yang mengaku dilecehkan Weinstein. Kicauan Milano viral dalam skala global. Diwawancarai Radio 1 Newsbeat, yang dikutip BBC, Tarana menyebut kasus Weinstein sebagai simbol perlawanan atas pelecehan seksual.

"Harvey Weinstein adalah kasus simbolis. Untuk melihat seorang kulit putih kaya raya yang dihukum karena kejahatan pada umumnya selalu mencengangkan," kata Tarana.
"Yang perlu kita bicarakan adalah perempuan, laki-laki, transgender, anak-anak dan orang cacat. Semua orang yang tidak kaya, kulit putih dan terkenal, yang berurusan dengan kekerasan seksual setiap hari. Kita perlu berbicara tentang sistem yang masih ada yang memungkinkan hal itu terjadi."
Tarana memuji apa yang dilakukan Milano. Ia sadar, tanpa seorang aktris Hollywood berkicau tentang #MeToo dalam kasus Weinstein, gerakan yang ia bangun tak akan mendunia. "Bukan hanya media sosial, tetapi siapa yang membawanya ke media sosial, dan bagaimana itu dibawa ke media sosial," Tarana.
If youâve been sexually harassed or assaulted write âme tooâ as a reply to this tweet. pic.twitter.com/k2oeCiUf9n
â Alyssa Milano (@Alyssa_Milano) October 15, 2017
"Orang-orang tidak tahu siapa saya, dan orang-orang masih tidak tahu siapa saya. Apa yang Anda lakukan dengan seorang wanita kulit hitam berusia 46 tahun dari Bronx, yang tidak dipoles, yang tidak terlihat seperti seorang wanita kulit hitam di Hollywood."
*Baca Informasi lain soal PELECEHAN SEKSUAL atau baca tulisan menarik lain dari Yudhistira Mahabharata.