JAKARTA - Masyarakat dan figur publik China beramai-ramai melakukan boikot terhadap produk fesyen internasional seperti Adidas, Burberry, Calvin Klein, H&M, Nike, dan Puma sejak Kamis, 25 Maret.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes atas keputusan merek-merek tersebut yang tidak lagi menggunakan kapas produksi Xinjiang menyusul adanya kabar praktik kerja paksa di sana.
Pada September 2020, perusahaan fast fashion menyatakan tidak akan membeli kapas dari petani di Xinjiang karena adanya laporan kerja paksa. Pemerintah Amerika Serikat (AS) juga melontarkan pernyataan yang sama pada Desember lalu.
Ada beberapa brand yang menerima dampak dari kecaman ini. Melansir SCMP, produk H&M dihapus dari beberapa e-commerce dan toko fisik di beberapa kota langsung ditutup.
Namun di sisi lain, brand seperti Adidas dan Nike berjalan normal seperti biasanya. Berbagai produk mereka juga dapat ditemukan di e-commerce meskipun banyak kritik dari pengguna situs e-commerce.
Banyak yang bertanya, mengapa pernyataan yang diumumkan tahun lalu baru mendapat sorotan sekarang. Hal ini disebabkan organisasi Partai Komunis, Communist Youth League mengunggah sebuah postingan.
“Menyebarkan rumor untuk memboikot kapas Xinjiang, tetapi juga ingin menghasilkan uang di China? Angan-angan!” kata mereka melalui media sosial Weibo pada Rabu pagi dengan tangkapan layar pernyataan H&M.
Setelah itu, berbagai media lokal melontarkan kritikan kepada H&M dan membela kapas Xinjiang. Salah satu media juga membagikan realita proses pengambilan kapas di Xinjiang di mana petani Uighur bekerja untuk mendapatkan uang.
China adalah salah satu negara dengan pasar terbesar untuk pemasaran H&M setelah Amerika Serikat dan Jerman. Brand asal Swedia ini menjadikan China sebagai sumber pasokan utama.
Boikot Selebritas
Pernyataan H&M tadi mendorong sejumlah selebritas ternama asal China untuk memutus kontrak dengan brand-brand besar lainnya.
Aktor dan penyanyi Wang Yibo menjadi salah satu figur publik yang menyatakan kontraknya dengan brand olahraga Nike berakhir.
“Kami menolak retorika apapun yang menstigma negara kami. Martabat negara kami tidak dapat diganggu gugat. Kami dengan tegas menjaga kepentingan ibu pertiwi,” begitu bunyi pernyataan agensi Yuehua Entertainment terkait Wang Yibo.
#Trending! Yuehua confirms #WangYibo has cut all ties with sportswear giant Nike. Like H&M, Nike has been facing intense backlash from C-netz over a company statement raising concerns about reports of forced labor in the Xinjiang cotton industry.#ηδΈε pic.twitter.com/43TMKUZZQ5
— Trending Weibo (@TrendingWeibo) March 25, 2021
Selain itu aktor Jackson Yee, Xiao Zhan, Zhong Chuxi, Zhu Zheng Ting, Yang Yang, Dilireba, Jackson Wang, Liu Yifei dan lainnya juga mengakhiri kontrak seiring dengan munculnya kabar ini.
BACA JUGA:
Dalam pernyataannya, mereka kompak untuk lebih mengutamakan kepentingan negara di atas segalanya. Lebih dari 30 artis China yang memutuskan kontrak dengan brand fesyen internasional merupakan wujud membela negara.
Selain itu, sebuah drama China berjudul You Are My Hero memburamkan logo Nike pada baju yang dikenakan bintang utamanya. Warganet memuji respons cepat yang dilakukan para figur publik yang lebih mementingkan nasionalisme dibandingkan komersial. Mereka bahkan menyebut 25 Maret sebagai Hari Pemutusan Kontrak.
Tapi di sisi lain, aksi ini terhitung ekstrem. Melansir Global Times, banyak video di media sosial yang menampilkan orang-orang merusak pakaian H&M serta sepatu Nike mereka. Banyak yang mengkhawatirkan aksi boikot media sosial ini berubah menjadi penyerangan.
Pemerintah
Berbeda dari para selebritas, Pemerintah China tidak melakukan boikot. Ada beberapa merek fesyen yang tidak sepenuhnya terpengaruh oleh aksi ini. Adidas, misalnya. Bisa ditemukan di situs e-commerce mereka.
Penawaran sale untuk sepatu Nike yang ada di toko online Tmall juga terjual habis dan diminati 350 ribu pengguna toko. Asosiasi Sepak Bola China dikabarkan mengecam pernyataan Nike tetapi tidak mengakhiri kontrak eksklusif 10 tahun bersama brand tersebut.
Awalnya, hanya brand Nike dan H&M yang menjadi sorotan. Namun, kini semua brand fesyen internasional di China juga mendapat aksi boikot. Namun, belum bisa dipastikan apakah boikot ini akan terus berlanjut atau hanya sesaat.