Wagub DKI Riza Patria Klaim Kendalikan COVID-19, Bagaimana Datanya?
Ilustrasi foto (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Kasus infeksi virus corona di DKI Jakarta telah menyentuh angka 341.793. Januari lalu, Gubernur Anies Baswedan menyatakan DKI Jakarta telah kewalahan. Terbaru, Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria mengklaim pihaknya telah berhasil mengendalikan pandemi. Apa ini artinya kondisi Jakarta benar-benar membaik? Kita lihat data.

Senin, 1 Maret, Riza mengatakan kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta bahwa "kita bisa mengendalikan pandemi di DKI Jakarta sekalipun angkanya masih cukup tinggi." Salah satu ukurannya, kata Riza adalah tingginya tingkat kesembuhan dan rendahnya angka kematian. Seperti apa datanya?

Dihimpun dari situs corona.jakarta.go.id, ditunjukkan persentase kesembuhan pasien COVID-19 di Jakarta mencapai 95,9 persen (326.509 orang). Sementara, 5.528 orang meninggal, dengan persentase mencapai 1,6 persen. Sisanya, 3.856 (1,1%) orang tengah dirawat. 5.891 menjalani isolasi mandiri (1,7%).

Infografis (Sumber: corona.jakarta.go.id)

Persentase kasus positif (positivity rate) di Jakarta dalam sepekan terakhir tercatat 12,9 persen. Jika ditarik keseluruhan, positivity rate di Ibu Kota adalah 11,1 persen. Angka itu masih jauh di atas standar yang ditetapkan World Health Organization (WHO), yang mematok setiap otoritas di sebuah negara untuk menekan positivity rate tetap di bawah angka 5 persen.

Dalam upaya pelacakan kasus, Pemprov DKI dalam sepekan terakhir telah melakukan tes PCR terhadap 82.856 orang. Data ini diperbarui 1 Maret 2021.

Kewalahan Anies

Januari lalu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan kewalahannya. Ia meminta pemerintah pusat ambil peran koordinasi penanganan COVID-19 di Jabodetabek.

Wakil Gubernur Riza Patria jadi yang menyampaikan. Kata Riza Anies sudah menghubungi pemerintah pusat terkait itu.

"Pak Gubernur berkoordinasi dengan pemerintah pusat, berharap nanti pemerintah pusat bisa mengambil alih, memimpin," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa 19 Januari.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Diah Ayu Wardani/VOI)

Saat itu Riza menekankan keresahan Pemprov DKI mengenai kondisi fasilitas kesehatan di Ibu Kota yang terbebani pasien dari kota-kota penyangga. Riza berharap, jika koordinasi diambil alih pemerintah pusat maka fasilitas kesehatan di daerah penyangga bisa bertambah.

Hal itu akan berdampak pada berkurangnya beban DKI Jakarta. Ketersediaan tempat tidur, ruang perawatan, dan fasilitas kesehatan lainnya akan lebih terjamin.

"Agar ada peningkatan fasilitas di sekitar Bodetabek, sehingga ketersediaan fasilitas di Jakarta bisa terus meningkat, tapi okupansinya turun," kata Riza.

Ilustrasi foto (Irfan Meidianto/VOI)

Konteks fasilitas kesehatan ini juga jadi alat pengukur Riza menyebut pandemi di DKI Jakarta berhasil dikendalikan. Menurut Riza, tempat tidur ICU dan tempat tidur isolasi di 106 rumah sakit rujukan COVID-19 telah lebih lowong.

Tingkat keterisian tempat tidur ICU berada di persentase 70 persen. Sementara tempat tidur isolasi tersedia dalam persentase 64 persen. Dari persentase itu, 24-28 persen pasien berasal dari daerah penyangga, Jabodetabek.

“Selama ini Pemprov terus meningkatkan prasarana pendukung terkait Pengendalian COVID-19 termasuk masker APD dan sebagainya,” ungkap Riza.

Optimis kasus positif berkurang

Lebih lanjut Riza menyatakan optimisme akan berkurangnya kasus COVID-19 di Ibu Kota. Pemprov DKI, kata Riza telah bekerja sama dengan jajaran TNI, Polri, dan berbagai organisasi masyarakat (ormas) untuk menggencarkan sosialisasi, pemantauan, hingga pengawasan penerapan protokol kesehatan.

“Penindakan kita tingkatkan terus. Namun demikian betapapun regulasi yang kami sempurnakan terus, andilnya aparat sekali lagi itu hanya berkontribusi 20 persen. 80 persen terletak pada kepatuhan, kedisiplinan masyarakat. Untuk itu kami minta warga Jakarta meningkatkan disiplin kepatuhan 3M dan prokol kesehatan. Itu kunci utama kita terbebas dari COVID-19,” terang dia.

Selain itu, vaksinasi kata Riza akan membuat dampak signifikan. Karenanya ia mengimbau masyarakat untuk patuh anjuran vaksinasi. Jangan takut, kata Riza.

“Masyarakat tidak perlu ragu, tidak perlu khawatir vaksin aman dan halal dan juga tidak berebut dengan cara-cara yang tidak baik. Pada prinsipnya akan mendapatkan, tunggu waktunya sesuai dengan waktunya diatur. Kami sudah mengatur sebaik mungkin,” Riza.

BERNAS Lainnya