Penanganan COVID-19, Anies: Kebijakan Pemerintah Jadi Percuma Kalau Masyarakatnya Tak Disiplin
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. (Foto: Instagram @aniesbasewdan)

Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan dalam menangani pandemi COVID-19 diperlukan harmonisasi antara kebijakan pemerintah dan langkah individual masyarakat. Menurut mantan Mendikbud ini, segala kebijakan pemerintah dalam menangani COVID-19 akan berjalan percuma jika tak diiringi kedisiplinan individu masyarakat.

Khususnya, kata Anies, testing, tracing, dan treatment atau 3T. Kebijakan ini, harus dibarengi dengan kedisiplinan menerapkan protokol 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan di masyarakat.

"Krisis kesehatan ini membutuhkan kebijakan tepat di level makro dan perilaku benar di level mikro. (Namun jika) hanya kebijakan saja tidak diikuti perilaku mikro, maka hasilnya tidak ada. Sebaliknya bila langkah mikro individual berhasil, tapi tidak ada kebijakan makro yang tepat, maka pandemi sulit dikendalikan," katanya, dalam pembukaan konvensi Hari Pers Nasional yang disiarkan virtual, Senin, 8 Februari.

Anies menekankan, penanganan pandemi COVID-19 berbeda dengan penanganan jika menghadapi bencana alam seperti tsunami, gempa, hingga gunung meletus yang biasa terjadi di Indonesia. Karena itu, ia menegaskan baik masyarakat dan pemerintah harus bersama-sama mengambil peran dalam menanganinya.

"Peristiwa (bencana alam) terjadi, sesudah itu dampaknya dikelola. Kali ini peristiwanya terjadi terus menerus yang kita belum tahu ujungnya kapan dan bagaimana. Agar kita bisa mengendalikan dibutuhkan langkah bersama makro, kebijakan, dan langkah mikro, pribadi terjadi," ujarnya.

Namun, kata Anies, sebelum melaksanakan itu kedua pihak harus memiliki kesamaan kesadaran, kesetaran pengetahuan, dan pemahaman yang tepat.

"Teman-teman pers memiliki kesempatan untuk memainkan peran sebagai pembangun kesadaran semuanya. Karena inilah yang kemudian muncul, bagaimana saya memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan secara rutin itu akan sangat dipengaruhi oleh pemahaman kita dan hari ini media menjadi instrumen yang sangat penting," jelasnya.

Lebih lanjut, Anies mengatakan, semua kebijakan yang diambil untuk penanganan pandemi COVID-19 saat ini akan menjadi sorotan ke depannya. Sebab, para ahli sejarah akan mencatatnya. Karena itu, diperlukan kebijakan dan pelaksanaan yang tepat.

"Ini peristiwa amat panjang yang akan dikenang dalam sejarah. Saya berkali-kali sampaikan pandemi ini kejadiannya 100 tahunan. Mungkin ke depan lebih sering. Langkah kita hari ini bukan saja akan menjadi perhatian kita sekarang, tapi ini menjadi perhatian para sejarawan di masa yang akan datang. Mereka akan menengok pada masa ini. Peran-peran masing-masing diri kita akan tersorot dari data yang terkumpul lengkap," jelasnya.