Dua Kali Beruntun Tersingkir di Penyisihan Grup Piala Dunia, Prestasi Sepak Bola Jerman Berada pada Titik Terendah
Pemain-pemain Jerman tertunduk lesu setelah gagal lolos babak penyisihan grup dalam Piala Dunia 2022 Qatar. (Twitter/@DFB_Team)

Bagikan:

JAKARTA - Timnas Jerman tampil baik dalam pertandingan terakhir grup E Piala Dunia 2022 Qatar melawan Kosta Rika. Meski sempat tertinggal 1-2 pada menit ke-70, tim besutan Hansi Flick mampu membalikkan keadaan di sisa menit tersisa hingga skor akhir 4-2 untuk kemenangan Jerman.

Namun, kemenangan itu tidak membuat para pemain Jerman bahagia. Sebab, pertandingan grup E lainnya di Stadion Internasional Khalifa, Jepang secara mengejutkan mampu menumbangkan Spanyol dengan skor 2-1. Gol kemenangan Jepang dicetak Ao Tanaka memanfaatkan umpan Kaoru Mitoma dalam posisi bola yang terlihat sudah keluar dari garis.

Namun, dari pemeriksaan beberapa sudut pandang video, wasit menyatakan gol tersebut sah. Ada banyak sudut kamera di lapangan yang memantau pergerakan bola. Juga ada sensor pada bola yang memudahkan wasit mendapatkan gambaran situasi terakhir.

“Masalah bola yang terlihat seperti keluar garis merupakan hanya beberapa sudut pengambilan gambar yang tidak rinci. Andai diambil dari angle bagian atas, maka terlihat ada lengkungan bola yang masih berada di atas garis lapangan,” jelas FIFA seperti dilansir dari GiveMeSport.

Gol kontroversial Ao Tanaka ‘membunuh’ asa Jerman untuk bisa terus berlaga di Piala Dunia 2022 Qatar. Para pegiat Twitter menyebut gol ini sebagai karma Der Panzer saat melawan Inggris pada Piala Dunia 2010.

Gol kontroversial Jepang saat berlaga melawan Spanyol pada 1 Desember 2022. (Twitter/@Adam_Smithy)

Wasit tidak mengesahkan gol Frank Lampard dari luar kotak pinalti, padahal bola jelas sudah melewati garis gawang yang akhirnya Inggris tersingkir di babak 16 besar Piala Dunia 2010.

Memang pada Piala Dunia 2010, FIFA belum menerapkan teknologi kamera video, VAR (Video Assistant Referee). Sehingga, keputusan wasit hanya berdasarkan penglihatan mata di lapangan.

Hasil Jerman di Piala Dunia 2022 hanya di urutan tiga Grup E, kalah selisih gol dari Spanyol yang berada di urutan kedua.

"Ini luar biasa pahit bagi kami karena hasil kami sudah cukup. Kami tidak berdaya," kata penyerang Jerman, Thomas Muller usai pertandingan dilansir dari Daily Mail.

Banjir Hujatan

Sudah dua kali berturut-turut Jerman gagal melewati penyisihan grup. Pada Piala Dunia 2018 Rusia, langkah Jerman dihentikan oleh tim Asia Timur lainnya, Korea Selatan. Jerman takluk 0-2 dari Taeguk Warriors di laga terakhir Grup F.

Media massa Jerman mengkritik habis performa Jerman dalam 10 tahun terakhir. Frankfurter Allgemeine Zeitung menganggap sepak bola Jerman tengah berada di titik terendah. Kekalahan pertama Jerman di Piala Dunia 2022 Qatar seolah terasa sempurna.

Para pemain hanya dapat protes terhadap aturan FIFA dengan foto menutup mulut sebelum pertandingan pertama dimulai. Namun, setelah peluit akhir berbunyi, mereka keluar lapangan dengan kepala tertunduk, kalah dalam pertandingan pertama melawan Jepang.

Thomas Muller tak mampu menunjukkan performa terbaiknya di Piala Dunia 2022 Qatar. (Twitter/@BayernTimes)

“Jerman bisa membuat pernyataan, tetapi mereka harus mengambil risiko,” kata kolumnis Frankfurter Allgemeine Zeitung.

Tabloid Jerman, Bild, pada Kamis (1/12) malam juga memberi judul tajuk utama dengan ungkapan kekecewaan, “Betapa memalukan! Kami keluar!”

“Dunia sepak bola dulu bergetar di depan kami. Kami dipuji sebagai tim turnamen. Sekarang, Jerman hanyalah kurcaci sepak bola,” tulis Bild.

Berubah untuk Euro 2024

Hansi Flick tak menampik, permainan anak asuhnya di ajang Piala Dunia 2022 Qatar masih jauh di bawah standar. Sudah terlihat ketika kalah pada pertandingan perdana Grup E melawan Jepang. Begitupun, ketika melawan Spanyol.

“Kami bisa saja menang melawan Spanyol bila bermain sedikit lebih efisien,” kata Flick kepada FotMob.

Lalu, meski berhasil menang melawan Kosta Rika, tetapi tetap saja, Flick menganggap permainan anak asuhnya masih di bawah rata-rata.

Pelatih timnas Jerman, Hansi Flick. (Antara)

Nasib Flick sebagai pelatih Jerman belum dapat dipastikan. Kontraknya habis pada 2024. Bila Asosiasi Sepak Bola Jerman tetap mempertahankannya, Flick akan membuktikan saat Jerman menjadi tuan rumah Euro 2024. Dia siap melakukan perubahan besar.

“Mengingat Euro, sulit untuk membicarakannya sekarang, tetapi kami butuh perubahan. Kami akan segera melakukannya. Kami bisa bangun dengan cepat dan pulih,” imbuhnya.