Bagikan:

JAKARTA - China mendapat kehormatan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-16 edisi perdana yang digelar pada 1985. Nigeria tampil sebagai juara. Sedangkan Hugo Maradona yang tak lain adik Diego Maradona gagal membawa Argentina mengukir prestasi karena sudah tersingkir di penyisihan grup.

FIFA pertama kali menggelar Piala Dunia U-16 pada 1985 yang kemudian menjadi cikal-bakal Piala Dunia U-17.

Saat itu, FIFA menjadikannya sebagai kejuaraan untuk pemain di bawah 16 tahun. Batas usia baru dinaikkan menjadi 17 tahun seperti sekarang ini mulai pada Piala Dunia U-17 1991.

Piala Dunia edisi pertama digelar di empat kota di China, Peking (sekarang Beijing), Shanghai, Tianjin dan Dalian. Kejuaraan diikuti 16 tim yang dibagi menjadi empat grup dengan total pertandingan ada 32.

Tim-tim elite dunia seperti Brasil, Argentina, Italia dan Jerman (Barat) bersaing dengan Amerika Serikat, Meksiko dan tim-tim yang kurang akrab dengan sepak bola dunia seperti Kongo dan Guinea bersama Nigeria yang merupakan wakil Afrika.

Argentina yang menurunkan Hugo Maradona, adik Diego Maradona, menjadi unggulan. Namun Maradona yang satu ini malah gagal total.

Argentina hanya bertahan sampai penyisihan grup dengan menduduki peringkat tiga di bawah Australia dan Jerman Barat.

Nigeria yang akhirnya tampil sebagai juara. Berada di Grup C bersama Italia, mereka berhasil menduduki peringkat dua. Italia sendiri mengikuti jejak Argentina.

Tersingkir di penyisihan grup karena berada di posisi tiga. Sedangkan juara grup justru direbut Arab Saudi.

Nigeri mengawali pertarungan dengan mengalahkan Italia 1-0 dan kemudian bermain imbang 0-0 melawan Arab Saudi. Di laga terakhir, The Super Eagles yunior ini menghajar Kosta Rika 3-0.

Memasuki fase knockout, Nigeria menyingkirkan Hungaria 3-1 untuk bertemu sesama wakil Afrika, Guinea, yang secara mengejutkan lolos ke semifinal.

Guinea menjadi lawan berat Nigeria. Setelah bermain imbang 1-1, Jonathan Akpoborie dkk akhirnya menang adu penalti 4-2.

Di final, mereka secara meyakinkan menaklukkan Jerman Barat 2-0. Akpoborie yang kemudian menjadi salah satu pesepak bola papan atas menyumbang satu gol di laga final.

Piala Dunia edisi perdana seharusnya menjadi pentas Hugo Maradona. Namun sang adik sepertinya menanggung beban nama Maradona yang pada 1985 sudah dua kali menjadi pemain termahal di dunia saat bermain di Barcelona dan Napoli.

Sang adik tenggelam dan hanya sebentar bermain di Eropa. Sebaliknya, gelandang Fernando Redondo yang malah melejit dan menjadi bintang di Real Madrid.

Selain Redondo, Piala Dunia edisi perdana ini melahirkan deretan bintang seperti Marcel Witeczek yang kemudian bermain di Bayern Munchen saat masuk level senior.

Demikian pula Akpoborie yang malang-melintang di Bundesliga Jerman bersama Hansa Rostock, VfB Stuttgart sampai VfL Wolfsburg.

Dri Brasil malah memunculkan seorang pemain belakang, Andre Cruz yang kemudian melejit bersama Napoli, AC Milan, Torino dan Sporting.

Nasib kurang mujur dialami Maurizio Ganz, penyerang Italia. Dirinya pernah berkibar bersama Milan dan Inter Milan. Namun Ganz tak pernah mendapat kesempatan bermain di timnas Italia saat masuk level senior.