Tim Asia di Piala Dunia Qatar: Ada yang Mampu Samai Prestasi Korea Selatan 20 Tahun Silam?
Bintang Korea Selatan Son Heung-Min di Piala Dunia Qatar (Twitter @fifaworldcup)

Bagikan:

JAKARTA - Piala Dunia 2002 adalah sejarah bagi negara Asia. Bagaimana tidak? Untuk pertama kalinya, negara anggota AFC, Jepang dan Korea Selatan berhasil menjadi tuan rumah. Meski negara peserta lain mengkritik habis-habisan akibat ketidaksiapan infrastruktur dan susahnya akomodasi logistik para peserta dan penonton, nyatanya Piala Dunia ini menjadi pembuka bagi perkembangan sepak bola di Asia.

Banyak negara langganan Piala Dunia yang menutup mata akan kekuatan tim-tim Asia. Dan anggapan remeh tersebut berakhir menjadi kekagetan bagi mereka ketika secara luar biasa Korea Selatan berhasil menyingkirkan dua tim elite Eropa.

Di babak perdelapan final Korea Selatan mengalahkan Italia dengan skor 2-1 melalui golden goal yang dilesakan pemain Perugia, Ahn Jung Hwan pada menit ke-117. Di perempat final, giliran Spanyol yang kalah melalui adu penalti. Langkah Korea Selatan baru terhenti di tangan Jerman di babak semifinal.

Beberapa media-media Eropa menganggap capaian yang didapat Tim Negeri Ginseng adalah buah kebusukan dan politik internal wasit. Tetapi nyatanya Korea Selatan berhasil menjadikan sepak bola sebagai harapan baru masyarakat di negaranya. Prestasi empat besar yang didapat Negeri Ginseng menjadi modal berharga negara Asia lain untuk meraih prestasi bagus dalam penyelenggaraan Piala Dunia ke depannya.

Sayangnya, hingga Piala Dunia 2018, belum satu pun negara Asia yang mampu menyamai prestasi Korea Selatan. Pada Piala Dunia 2006 di Jerman, semua wakil Asia gagal lolos dari fase grup. Di Afrika Selatan 2010, dua tim dari Asia Timur, Jepang dan Korea Selatan hanya mampu lolos hingga perdelapan final setelah takluk dari dua tim Amerika Latin, Paraguay dan Uruguay. Empat tahun berselang di Brasil, lagi, tak satupun tim Asia yang lolos dari fase grup. Adapun di Rusia, cuma Jepang yang lolos dari fase grup.

Berawal dari sejarah

Jika dibandingkan dengan perkembangan sepak bola Eropa, kondisi sepak bola Asia bisa dikatakan tertinggal. Selama penyelenggaraan Piala Dunia, dimulai pada 1930, kontribusi negara-negara Asia sangat minim.

Hal ini diperparah dengan kondisi stabilitas negara-negara Asia sebelum maupun setelah Perang Dunia II. Federasi sepak bola benua Asia pun baru dibentuk pada 1954, di Manila.

Pada tahun itu Korea Selatan berhasil menjadi negara Asia berdaulat pertama yang lolos ke ajang sepak bola empat tahunan. Tim berikutnya yang lolos ke Piala Dunia 1966 di Inggris adalah Korea Utara. Saudara serumpun Korsel ini berhasil lolos dari fase grup dan mencapai perempat final, sebelum dikandaskan Portugal 5-3.

Berikutnya adalah Israel - saat itu masih menjadi bagian dari AFC - yang menghuni Grup 2 Piala Dunia 1970 di Meksiko bersama Italia, Uruguay, dan Swedia. Tetapi, negara ini gagal lolos dari fase grup setelah hanya meraih dua kali seri dan satu kekalahan.

Lalu ada Jepang yang lolos ke Prancis 1998. Meski penampilan Tim Samurai saat itu dianggap buruk. Namun, lolosnya mereka ke pesta akbar sepak bola ini membuat atmosfer sepak bola di Negeri Matahari Terbit merasuk ke segala lini. Baik dari sisi pengembangan sepak bola yang menjadi lebih baik maupun sisi euforia masyarakat yang mendukungnya.

Harapan di Piala Dunia Rusia

Harapan akan prestasi apik dari tim Asia kembali muncul pada Piala Dunia Rusia 2018. Dengan makin banyaknya pemain-pemain berbakat kelahiran Benua Asia yang bermain secara regular di tim-tim top liga Eropa, seharusnya sepak bola Asia mampu berbicara dari sisi pengalaman dan mental tanding.

Sebelum tunamen ini berlangsung, kapten timnas Jepang, Makoto Hasebe diharapkan mampu menunjukkan mental juaranya dalam memimpin Tim Samurai. Bek andalan Eintracht Frakfurt ini telah menunjukkan kepiawainnya dalam menjaga pertahanan sekaligus membawa klubnya menjuarai DFB Pokal pada musim 2017/2018. Meski sudah berusia 34 tahun, kepemimpinan Hasebe tentu masih bisa diandalkan.

Pun demikian dengan pengalaman serta kepemimpinan kapten tim Australia, Tim Cahill yang diharapkan menjadi penentu langkah Socerroos. Ditambah gelandang jangkar Mile Jedinak yang pada musim 2017/2018 nyaris membawa Aston Villa lolos ke Liga Premier sebelum kandas dari Fulham di babak play-off.

Untuk Korea Selatan, aksi gemerlap gelandang serang Son Heung-Min diharapkan mampu menjadi pembeda. Bintang Tottenham Hotspur ini total mengoleksi 18 gol di semua kompetisi pada musim itu, sekaligus menjadikan dirinya sebagai pemain tersubur sepanjang sejarah pemain Asia yang berkarier di liga top Eropa.

Kemudian Iran yang memiliki pemain top yang diprediksi bakal menjadi bintang di Piala Dunia 2018, yaitu sang kiper, Alireza Beiranvand yang perkasa menjaga pertahanan Iran selama babak kualifikasi dengan catatan 12 kali clean sheet.

Sedangkan tim Asia terakhir yang lolos ke Piala Dunia Rusia adalah Arab Saudi yang sangat berharap pada bintangnya, Nawaf Al Abed. Pemain klub lokal Al Hilal ini berhasil membukukan 8 gol dari 44 pertandingannya bersama Arab Saudi.

Nyatanya, Jepang menjadi satu-satunya wakin Asia yang lolos ke babak 16 besar Piala Dunia Rusia. Pasukan Samurai menempati runner up Grup H di bawah Kolombia. Uniknya kali ini, anak asuhan Akira Nishino lolos lewat penilaian fair play, menyisihkan Senegal dalam persaingan grup meskipun kedua tim memiliki poin dan selisih gol yang sama.

Jepang berhasil mencuri hati pecinta sepak bola dunia meski tersingkir secara dramatis dari Piala Dunia 2018 setelah takluk 2-3 dari Belgia di Rostov Arena. Tim Samurai lebih dulu unggul 2-0 melalui Genki Haraguchi dan Takashi Inui. Namun, keunggulan itu gagal dipertahankan. Belgia bangkit melesakkan tiga gol balasan melalui Jan Vertonghen, Marouane Fellaini, dan Nacer Chadli.

Tiket perempat final masuk genggaman timnas Belgia. Namun, semangat perjuangan Akira Nishino dan Jepang saat itu tentu bisa djadikan contoh bahwa dalam sepak bola tidak ada yang mustahil.

Piala Dunia 2018 di Rusia tentunya juga tidak akan pernah dilupakan Korea Selatan yang kala itu dilatih oleh pelatih timnas Indonesia saat ini, Shin Tae-yong. Setelah kalah 0-1 dari Swedia, Korsel takluk 1-2 dari Meksiko pada laga kedua. Betul! Dua kekalahan itu membuat Korsel menjadi tim pertama yang tersingkir di Grup F.

Namun, pada laga terakhir ketika Korsel harus berhadapan dengan juara bertahan, Jerman, yang masih punya peluang lolos, mereka membuat sejarah. Kim Young-gwon mencetak gol pada menit ke-90+2 disusul Son Heung-min empat menit berselang untuk membawa Korea Selatan menang 2-0.

Hasil laga ini membuat Jerman tersingkir dengan status peringkat terakhir Grup F di bawah Korsel. Meski tersingkir, Shin Tae-yong dan Korsel menciptakan sejarah, menjadi tim pertama dari Asia yang berhasil mengalahkan juara bertahan Piala Dunia dalam pertandingan resmi.

Piala Dunia Qatar

Di Piala Dunia Qatar yang akan berlangsung pada November hingga Desember mendatang, Asia mendapat jatah enam tiket. Negara pertama, tentu saja tuan rumah yang secara otomatis lolos ke pesta sepak bola empat tahunan itu.

Lalu ada Iran, Jepang dan Arab Saudi yang akan berpartisipasi untuk kali keenam sepanjang keikutsertaan mereka di Piala Dunia, serta Korea Selatan yang bakal beraksi untuk kesepuluh kalinya.

Wakil dari negara Asia ini kemungkinan akan bertambah satu lagi setelah Australia memenangi laga play-off melawan sesama negara Asia, Uni Emirat Arab dengan skor 2-1. Untuk memastikan langkah ke putaran final Piala Dunia Qatar, Australia harus mengalahkan Peru pada laga play-off yang akan digelar 14 Juni mendatang.