Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan-perusahaan startup Tanah Air tengah mengalami guncangan hebat. Kenaikan inflasi, tren penyesuaian suku bunga, pelemahan daya beli, dan model bisnis yang berubah signifikan mengakibatkan banyak pimpinan perusahaan melakukan efisiensi.

Belum lama ini, emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk memutuskan melakukan perampingan karyawan guna mengakselerasi upaya menumbuhkan bisnis yang mandiri dan berkelanjutan. Ada 1.300 orang atau sekitar 12 persen dari total karyawan tetap yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

"GoTo, seperti layaknya perusahaan besar lainnya, perlu beradaptasi untuk memastikan kesiapan perusahaan menghadapi tantangan ke depan," ungkap CEO Grup GoTo, Andre Soelistyo  dalam keterangan tertulis pada 18 November lalu.

Karyawan terdampak akan memperoleh paket kompensasi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di tiap negara. Selain itu, GoTo juga memberikan sejumlah dukungan finansial, antara lain berupa tambahan satu bulan gaji, serta kompensasi pengganti periode pemberitahuan.

Hampir pada waktu bersamaan, Ruangguru juga melakukan hal serupa. Perusahaan startup ini awalnya jor-joran merekrut karyawan karena potensi bisnis meningkat pesat pada masa pandemi COVID-19. Namun, situasi pasar global yang tak menentu, bahkan semakin memburuk, membuat pimpinan harus mengambil sikap demi mempertahankan bisnis perusahaan.

CEO Ruangguru, Adamas Belva Syah Devara. (Antara/Ruangguru)

Pengurangan karyawan menjadi hal yang tak bisa dihindari. Dengan berat hati, Ruangguru harus berpisah dengan ratusan anggota tim terbaiknya melalui pemutusan hubungan kerja.

"Pada awal pandemi COVID-19, Ruangguru mengalami peningkatan permintaan yang besar yang berujung pada rekrutmen yang terlalu banyak dan cepat dalam dua tahun terakhir. Namun, situasi ekonomi belakangan ini tidak mendukung bahkan cenderung memburuk hingga berdampak besar bagi Ruangguru," tulis CEO Ruangguru, Adamas Belva Syah Devara dan COO Ruangguru, Iman dalam unggahannya pada 21 November lalu.

Begitu juga dengan SIRCLO. Perusahaan e-commerce enabler ini mengumumkan kebijakan efisiensi dengan melakukan PHK terhadap 160 karyawannya per 22 November 2022.

"Sebagai perusahaan teknologi yang berkembang pesat, SIRCLO Group berupaya untuk terus adaptif dalam melakukan penyesuaian bisnis agar mencapai pertumbuhan jangka panjang," kata Founder dan CEO SIRCLO Group, Brian Marshal dalam keterangan tertulis, Selasa (22/11/2022).

Tiga petinggi SIRCLO, dari kiri: Leontinus Pradhana (CPO), Brian Marshal (CEO), dan Andreas Thamrin (Co-Founder). (Dok. SIRCLO) 

Kabar tersebut semakin menambah panjang daftar perusahaan startup Indonesia yang melakukan PHK pada 2022. Sebelumnya, Shopee Indonesia, Tokocrypto, Indosat Ooredoo Hutchinson, JD.ID, Mamikos, LinkAja, SiCepat, dan beberapa perusahaan lain.

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, meminta pemerintah harus segera mengambil langkah mengatasi badai PHK yang hampir melanda perusahaan-perusahaan Indonesia, tak hanya perusahaan start up.

“Bila ini terus dibiarkan, tingkat pengangguran meningkat. Pendapatan dan daya beli masyarakat akan melemah. Pada akhirnya, permintaan akan menurun drastis dan menghambat pemulihan ekonomi domestik,” kata Bhima dalam keterangan singkat kepada VOI pada 28 November.

Jadi Topik Hangat

Media Monitoring Netray sempat membahas topik ini dalam artikel Ada Apa dengan Startupketika gelombang PHK menyerang startup pada kuartal pertama 2022. Hingga jelang akhir tahun 2022, ternyata gejolak badai PHK masih terus menanjak.

Tak hanya di Indonesia, gelombang PHK juga melanda perusahaan-perusahaan startup dunia. Melansir layoffs.fyi, hingga saat ini tercatat terdapat lebih dari lima puluh ribu karyawan yang telah mengalami PHK dari berbagai perusahaan startup dunia. Meski belum memasuki akhir tahun, angka PHK ini bahkan naik hingga 60,7 persen dari jumlah pada kuartal sebelumnya.

Memantau dengan kata kunci “phk” dalam kanal news, Netray menemukan 1.455 artikel. Pemberitaan terkait topik ini ditemukan dalam berita dengan kategori finance & insurance. Dalam periode pemantauan 17-23 November 2022 topik tersebut mampu mencuri perhatian 129 media berita daring Indonesia.

Peak time pemberitaan terjadi pada 18 November 2022 dengan total pemberitaan mencapai 413 artikel dalam satu hari. Kabar PHK karyawan GoTo dan Ruangguru menjadi pemberitaan utama.

Perusahaan piranti lunak Microsoft juga melakukan PHK besar-besaran setelah nilai saham mereka merosot 30 persen pada tahun 2022. (Pixabay)

Badai PHK yang menerpa pekerja Indonesia juga tengah menjadi sorotan pegiat media sosial. Dengan menggunakan kata kunci dan periode pemantauan yang sama dengan kanal news, Netray menemukan sebanyak 9.602 twit dengan dominasi twit bersentimen negatif. Hanya 16 persen yang merupakan sentimen positif.

 “Akun yang paling santer mengetwit kata kunci selama periode pemantauan ialah akun portal berita @detikfinance dengan total sebanyak 78 twit. Selain Detik, beberapa akun portal berita lainnya juga turut membagikan twitnya terkait topik PHK ini. Hanya akun milik @za2ng2509 dan @JHaduw yang merupakan akun non-media yang menduduki jajaran ini,” tulis Netray pada 25 November.

Sedangkan akun yang paling banyak mendapat impresi setelah mengetwit kata kunci ini ialah akun milik @txtfrombrand. Akun tersebut membagikan twit yang berisikan repost gambar pemberitaan terkait PHK yang terjadi di perusahaan GoTo dan Sirclo. Dari twit-twit tersebut @txtdaribrand telah mendapatkan 19.043 reaksi dari warganet.

Dari perbincangan yang muncul, sejumlah pegiat twitter diketahui mulai ragu bekerja di perusahaan-perusahaan startup. Mereka menyimpulkan perusahaan yang notabene berbasis IT ini cenderung mengurangi jumlah karyawannya setelah mendapatkan keuntungan.

Gelombang PHK karyawan perusahaan startup terus melonjak selama periode 2022. (Netray)

Perusahaan awalnya rela bakar duit dengan jor-joran merekrut karyawan. Namun, ketika kondisi sudah stabil, ekosistem sudah terbentuk, sudah muncul customer loyal, barulah perusahaan mulai memikirkan efisiensi agar bisa mencetak laba bersih.

Tak hanya itu, pegiat Twitter juga menyoroti keberadaan UU Cipta Kerja yang semakin memudahkan perusahaan melakukan PHK.

Undang-undang yang seharusnya menjadi pelindung, nyatanya saat ini dinilai ‘membuntungkan’ pekerja,” Netray menutup laporannya.