Pensiun Akhir November, Cak Imin Sebut Nama Baru Panglima TNI Diputuskan 1-2 Hari ke Depan
Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar di Kompleks Parlemen, Senayan (Foto: Nailin In Saroh/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Pimpinan DPR menyatakan belum ada Surat Presiden (Surpres) terkait nama Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto. Beredar kabar, Surpres tersebut akan dikirimkan Istana pada hari ini, Senin, 1 November.

"Sampai detik ini, saya belum cek apakah sudah masuk atau belum. Tapi setahu saya belum," ujar Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar di Gedung DPR, Senin, 1 November.

Ketua Umum PKB yang akrab disapa Gus Muhaimin atau Cak Imin itu mengatakan, tidak ada target khusus untuk Surpres nama calon panglima TNI. Hanya saja, Marsekal Hadi Tjahjanto akan memasuki masa pensiun pada akhir November mendatang. 

Cak Imin pun memastikan, bahwa dalam satu atau dua hari ke depan akan ada keputusan terkait nama calon panglima yang bakal diproses untuk dilakukan fit and proper test di Komisi I DPR.

"Kalau lihat pensiunnya November ya, ya mungkin satu atau dua hari ada keputusan," ungkapnya. 

Adapun mekanismenya akan dibahas di rapat pimpinan kemudian disampaikan di badan musyawarah (Bamus). "Dan terakhir di Komisi I untuk kemudian dibawa ke paripurna," jelas Cak Imin.

Adapun soal nama-nama calon panglima yang muncul yakni, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono, dan Panglima Komando Strategi Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Dudung Abdurachman.

Menurut Cak Imin, semua nama kuat tersebut layak dan sangat mumpuni. Tinggal, bagaimana Presiden Jokowi memilih satu nama. 

"Semua oke, semua calon-calon mempuni dan layak tinggal presiden yang akan menentukan sesuai dengan rencana presiden. Rencana presiden pasti lebih utuh ya soal pertahanan dan kekuatan personil TNI kita," katanya.

Soal KSAD Jenderal Andika Perkasa menemani Presiden Jokowi saat hendak bertolak ke Eropa adalah kode panglima TNI yang baru, Cak Imin enggan berspekulasi. "Mungkin saja, tapi saya tidak bisa menafsirkan. Saya belum tau persis," tandas Muhaimin.