Bagikan:

JAKARTA - Direktur Produksi dan Supply Chain Kimia Farma Andi Prazos mengatakan, pihaknya akan memproduksi alat tes cepat virus SARS-CoV-2 (COVID-19) atau rapid test di bawah Rp100 ribu. Produksi akan dilaksanakan pertengahan bulan Agustus.

Menurutnya, langkah ini sekaligus untuk menjawab sejumlah pernyataan yang menyebut rapid test milik perusahaan pelat merah tersebut tergolong mahal.

"Mudah-mudahan pertengahan Agustus kami bisa meluncurkan rapid test yang murah, yang bisa membantu masyarakat sehingga menjadi kebutuhan. Mudah-mudahan bisa kami jual di bawah Rp100.000," katanya, dalam video conference bersama wartawan, Rabu, 29 Juli.

Andi berujar, sejak awal pandemi perseroan sudah berupaya menyediakan alat uji cepat COVID-19 yang diproduksi di Denpasar, Bali. Ia menjelaskan, produksi alat tersebut hingga kini masih terus berjalan untuk dapat disalurkan secara massal pada bulan yang akan datang.

"Saat ini tengah pengembangan produk rapid test untuk COVID-19. Sebenarnya yang rapid tes di Bali bukan hanya untuk COVID-19, tetapi memang sejak awal COVID-19 sudah kami kembangkan," ucapnya.

Sementara itu, Direktur Utama Verdi Budidarmo membantah bahwa rapid test milik Kimia Farma dijual dengan harga mahal seperti yang ramai dibicarakan. Ia menegaskan, bahwa alat tes tersebut dijual dengan harga sesuai dengan anjuran pemerintah yakni Rp150 ribu.

"Kami menyediakan rapid test termasuk di Cengkareng ya, kami mengikuti anjuran pemerintah yaitu diharga Rp150 ribu," tuturnya.

Tak hanya itu, Verdi menegaskan, Kimia Farma juga telah menyediakan alat tes COVID-19 tersebut di 13 Bandara di Indonesia dan lima penyeberangan Kapal Ferry.