JAKARTA - Amerika Serikat tidak memiliki rencana untuk melanjutkan penerbangan evakuasi yang dipimpin militer dari Afghanistan, tetapi bekerja untuk memastikan penerbangan charter atau sewa yang ada menjadi lebih sering, Departemen Luar Negeri mengatakan pada Hari Kamis.
"Gagasan bahwa kami memulai kembali penerbangan evakuasi, seperti yang kami miliki sebelum 31 Agustus, tidak akurat," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price dalam sebuah pengarahan, mengutip Reuters 15 Oktober.
The Wall Street Journal sebelumnya melaporkan, Washington akan memulai kembali penerbangan evakuasi sebelum akhir tahun, mengutip seorang pejabat Departemen Luar Negeri yang tidak disebutkan namanya.
"Penerbangan charter sudah rutin. Tujuan kami adalah menjadikan mereka lebih rutin, untuk memberikan tingkat otomatisitas pada operasi ini sehingga kami dapat memfasilitasi kepergian orang Amerika, penduduk tetap yang sah, dan lainnya," sambung Price.
Pendudukan Amerika Serikat selama dua dekade di Afghanistan, berakhir dalam pengangkutan udara yang terorganisir dengan tergesa-gesa pada Bulan Agustus, menyebabkan lebih dari 124.000 warga sipil termasuk Amerika, Afghanistan dan lainnya dievakuasi ketika Taliban mengambil alih. Tetapi, ribuan warga Afghanistan sekutu Amerika Serikat lainnya yang berisiko mengalami penganiayaan Taliban tertinggal.
Presiden Joe Biden dan yang lainnya dalam pemerintahannya telah bersumpah untuk melanjutkan upaya untuk mengeluarkan mereka.
Beberapa ratus orang telah dievakuasi dengan penerbangan charter, yang diselenggarakan oleh kelompok veteran, dan beberapa difasilitasi oleh Amerika Serikat. Washington juga telah membantu beberapa orang untuk meninggalkan Afghanistan melalui jalur darat.
BACA JUGA:
Ned Price menambahkan, sejak 31 Agustus, Amerika Serikat telah memfasilitasi kepergian 129 warga AS dan 115 penduduk tetap yang sah.
"Tujuan kami adalah untuk memastikan bahwa bekerja dengan mitra kami bahwa penerbangan ini menjadi lebih sering terjadi," katanya.