Jalin Kontak dengan Komandan Taliban, Pentagon Sebut 6.000 Tentara AS akan Berada di Bandara Kabul
Ilustrasi suasana keramaian di sekitar Bandara Kabul, Afghanistan. (Antara Foto/Satelit Image 2021 Maxar TechnoloGies/Handout via Reuters/rwa.)

Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat (AS) mendapatkan bantuan dari sekitar 600 pasukan keamanan Afghanistan, untuk memebrikan keamanan di bandara Kabul, saat militer mereka tengah dalam perjalanan menujut Afghanistan, sebut pejabat Pentagon Selasa kemarin.

Mengutip Reuters Rabu 18 Agustus, Mayor Jenderal William Taylor bersama Staf Gabungan militer AS dalam jumpa pers kemarin menyebut total 4.000 tentara Amerika akan berada di bandara pada akhir hari, dengan tujuan untuk mendukung target satu penerbangan evakuasi setiap jam.

Sekitar 6.000 tentara AS diperkirakan akan berada di bandara dalam beberapa hari mendatang, menurut pejabat Pentagon.

"Kami tidak memiliki interaksi bermusuhan, tidak ada serangan dan tidak ada ancaman dari Taliban," kata Taylor.

Amerika Serikat dan sekutu Barat telah berusaha untuk mengevakuasi diplomat dan warga sipil di bandara Kabul, satu-satunya jalan masuk atau keluar negara itu bagi banyak orang di Afghanistan.

Situasi menjadi kacau pada Hari Senin, dengan penerbangan tidak dapat berangkat karena lapangan terbang dipenuhi dengan warga Afghanistan yang putus asa untuk melarikan diri dari Taliban.

Taylor mengatakan, sekitar 500 hingga 600 anggota pasukan keamanan nasional Afghanistan berada di lapangan terbang membantu pihaknya untuk melakukan pengamanan.

Ditanya tentang apakah personel keamanan Afghanistan ini akan dievakuasi dari Afghanistan juga, juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan kepada pengarahan, semua terserah mereka untuk memutuskannya.

"Itu harus menjadi keputusan oleh orang-orang itu, jika ingin mengajukan visa dan melakukan pendekatan itu," tukas Kirby.

Pejabat militer AS di bandara telah melakukan kontak dengan komandan Taliban di lapangan di luar bandara, Kirby menambahkan.

"Sudah ada diskusi, ada komunikasi antara mereka dan kami," ungkap Kirby. Semntara, Para pejabat militer AS mengatakan antara 5.000 dan 10.000 warga AS diyakini berada di wilayah Kabul.

Untuk diketahui, militer Afghanistan hancur ketika pasukan Taliban menyapu Afghanistan, yang berpuncak pada perebutan Kabul dan kepergian Presiden Ashraf Ghani dari negara itu, Minggu 15 Agustus.

Sebagian besar elemen pasukan keamanan nasional Afghanistan, yang dilatih oleh Amerika Serikat dan sekutu Barat selama hampir dua dekade, dengan cepat kalah dalam menghadapi kemajuan cepat oleh pasukan Taliban.

Taliban, yang digulingkan sebagai penguasa Afghanistan pada tahun 2001 oleh invasi pimpinan AS, bergerak untuk mendapatkan kembali kekuasaan ketika Amerika Serikat menarik pasukannya untuk mengakhiri perang terpanjang militer negara tersebut.