Mensos: Anak Harus Dibatasi Aksesnya dari Rokok
Menteri Sosial saat mengikuti webinar yang digelar Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) (Foto: dokumentasi Kemensos)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Sosial Juliari Batubara mengatakan, ada tiga upaya mencegah anak-anak menjadi perokok sehingga mereka bisa menjadi generasi yang memiliki masa depan. Tiga upaya ini harus didukung oleh semua pihak terkait.

Hal itu dia katakan dalam webinar yang digelar Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) dengan tema, Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak dari Budaya Rokok di Masa Pandemi COVID-19.

Dilansir dari situs Kementerian Sosial, Juliari mengatakan, upaya pertama adalah anak-anak harus dibatasi aksesnya untuk pembelian rokok bagi anak. Sebab, fakta di lapangan anak-anak itu dapat membeli rokok dengan mudah, bahkan secara ketengan.

Tidak hanya membatasi pembeliannya, anak-anak juga harus diubah pandangannya tentang rokok yang menganggap itu adalah hal yang keren, cool, dewasa dan gagah. 

"Kita harus belajar dari negara tetangga, Singapura, di sana akses anak terhadap rokok itu sangat ketat, terlebih di sana orang yang merokok dianggap aneh," ujar Mensos Juliari. 

Kedua, merokok merupakan pintu masuk penyalahgunaan narkoba. Terlebih bila lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan lainnya tidak bisa melakukan pencegahan, maka anak-anak pada tahap berikutnya rentan menjadi pengguna napza seperti ganja, sabu-sabu dan ekstasi.

Perlu diingatkan kepada para orang tua dan semua pihak terkait, ketika anak terjerumus sejak dini akan berdampak selain kerusakan otak tapi juga kehilangan masa depan mereka. 

"Harus berupaya sekuat tenaga agar jangan sampai anak-anak terjerumus hal-hal buruk dan jujur harus kita sampaikan itu membuat orang tua dan keluarga bersedih," ungkap Juliari.

Ketiga, menaikan harga dan cukai rokok. Program Early Intervention menjadi sangat penting dan SDM unggul yang selalu dikemukakan Presiden RI, Joko Widodo akan tercapai bila tersedia program pencegahan anti rokok.

Pencegahan anti rokok bagi anak-anak harus dimulai dari orang tua dengan selalu mengingatkan bahaya rokok, serta memberi pengertian kalau rokok itu adalah pintu masuk penyalahgunaan narkoba.

"Ke depan, kehidupan penuh persaingan dan bagi anak-anak yang bisa bertahan adalah yang menjauhi hal-hal yang negatif dan bangsa kita tidak akan menjadi bangsa pemenang kalau anak-anak tidak bisa menjadi pemenang melawan rokok,” kata Juliari.

Lebih jauh Juliari menyampaikan pesan kepada orang tua agar selalu berusaha untuk memberikan pelajaran hidup yang baik bagi anak-anak mereka, sebab harta banyak tidak akan selalu bisa menjamin anak-anak bahagia.

“Saya kira inilah peninggalan berupa nilai-nilai positif dengan menjauhi nilai-nilai negatif yang bisa merusak, maka ajarkan pada anak untuk rendah hati dan mendengarkan orang-orang yang lebih pengalaman atau lebih tua,” tandas Juliari.