Bagikan:

JAKARTA - Dalam peta dunia, lazimnya bisnis cerutu hanya dikenal hadir di benua Amerika saja, khususnya Kuba. Namun, akhir-akhir ini, negara di Afrika, Zimbabwe mulai ikut meramaikan bisnis cerutu, salah satunya cerutu dengan merek dagang Victoria Falls atau yang dalam bahasa lokal disebut Mosi-Oa-Tunya masuk dalam daftar persaingan.

Mosi-Oa-Tunya yang diartikan sebagai gulungan awan petir adalah perusahaan pertama yang membuat cerutu di negara Afrika Selatan. Melansir Reuters, usaha tersebut merupakan bagian upaya memutar kembali roda ekonomi yang sebelumnya telah diperparah oleh pagebluk COVID-19.

Usaha cerutu ini awalnya muncul dari seorang warga Zimbabwe, Shep Mafundikwa yang telah menghabiskan waktu 15 tahun berada di Amerika Serikat (AS). Oleh Karenanya, ilmu bisnis yang dirasakan cukup, maka Mafundikwa memberanikan diri pulang kampung untuk mulai merintis bisnis cerutu tahun lalu.

Tak heran, sejak Maret Mafundikwa telah memfokuskan seluruh staf wanitanya untuk menjalani pelatihan secara intensif dalam rangka mendalami bidang seni menggulung cerutu dengan tangan. Berkat pelatihan itulah setiap pekerja dapat memproduksi 256 curutu tiap harinya. Alhasil, cerutunya mulai dinikmati oleh negara-negara di luar Afrika.

"Cerutu kami telah dinikmati di Romania, Vietnam, dan mulai meluas ke Dubai,” kata Mafundikwa di pabrik perusahaan cerutunya.

Hal itu dinilai wajar oleh Mafundikwa, mengingat sedari dulu Zimbabwe terkenal dengan tembakaunya, yang telah diekspor terutama ke China dan Eropa. Tak heran, banyak produsen rokok global banyak melirik tembakau Zimbabwe.

Atas dasar itu, Mafundikwa percaya diri Mosi-Oa-Tunya bisa bersaing dengan cerutu terbaik di dunia, seperti Habanos dan Montecristo yang dibuat di Kuba. "Anda tahu Zimbabwe terkenal dengan tembakau berkualitas tinggi, sehingga memberi saya ide untuk membuat cerutu."

Mimpi mafundikwa pun tak muluk-muluk, dirinya hanya ingin mengembangkan pasar cerutu secara lokal dengan membuat merek yang terjangkau oleh banyak kalangan. Untuk itu dirinya merekrut seorang yang telah berpengalaman dalam membuat cerutu dari Republik Dominika, Elias Lopes.

Kehadiran Lopes yang telah bekerja pada bisnis cerutu Arturo Fuente dan Davdoff diharapkan dapat memberikan semangat usaha cerutu asal Zimbabwe untuk berkembang. Jadi, empunya bisnis semakin percaya diri untuk memperkenalkan cerutunya ke seluruh pelosok dunia.