Pemprov DKI Janji Biaya Formula E 2022-2024 Pakai Sponsor, PDIP Anggap Angan-angan
Anggota Komisi B DPRD DKI dari Fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak/Diah Ayu-VOI

Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi B DPRD DKI dari Fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak memandang target Pemprov DKI bisa mendapatkan sponsor untuk menyelenggarakan Formula E hanyalah angan belaka.

Hal ini menanggapi penjelasan Pemprov DKI yang menyebutkan bahwa penganggaran Formula E ke depan tak lagi menggunakan APBD.

"Biaya Formula E akan dibayarkan oleh sponsor bukanlah fakta, tapi angan-angan," kata Gilbert dalam keterangannya, Kamis, 30 September.

Dalam keterangan Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik DKI, rencana penganggaran mandiri Formula E dengan mencari sponsor diklaim sebagai fakta.

Disebutkan, tak akan ada lagi biaya yang dikeluarkan dari APBD baik untuk commitment fee maupun biaya penyelenggaraan ke depan. Namun, hal ini disanggah Gilbert.

"Fakta adalah sesuatu yang sudah terjadi sehingga dalam penjelasan Diskominfo ini tidak boleh disebut fakta, tapi sesuatu yang masih dalam perkiraan. Perkiraan ini sesuatu yang imajiner/angan-angan, dan sesuatu yang tidak ada angka perhitungannya," ungkap Gilbert.

Gilbert juga meragukan klaim Pemprov DKI Formula E yang direncanakan terselenggara 3 tahun akan mendapat keuntungan, baik dari segi ekonomi maupun reputasi Jakarta.

Sebab, menurutnya, kajian awal pada studi kelayakan Formula E yang disusun oleh Jakpro saja sudah salah perhitungan, sehingga harus direvisi sesuai rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

"Pendapat menguntungkan dalam informasi ini terlalu cetek, karena hasil FS baru yang dianjurkan BPK belum keluar, ini pendapat tanpa menggunakan akal sehat," tutur Gilbert.

Menurut Gilbert, dengan memasukkan pertimbangan pandemi COVID-19, penyelenggaraan Formula E justru menjadi lebih merugikan karena kondisi perekonomian masih lemah.

"Turis sendiri tidak akan dating dalam suasana pandemik saat ini, dan Formula E juga tidak terkenal sehingga orang datang. Iklan mengenai Formula E Jakarta sendiri di dunia internasional belum ada, dari mana dasar perhitungan turis akan datang?" cecarnya.