Bagikan:

JAKARTA - Dua politisi Jerman dari Partai Hijau mencetak sejarah, dengan menjadi wanita transgender pertama yang memenangkan kursi parlemen dalam pemilihan nasional yang dilaksanakan Hari Minggu.

Tessa Ganserer dan Nyke Slawik, politisi Partai Hijau, yang berada di urutan ketiga dalam pemilihan, meningkatkan perolehan suaranya menjadi 14,8 persen dari 8,9% pada tahun 2017 dan akan memainkan peran penting dalam membangun koalisi tiga arah pemerintah yang baru.

"Ini adalah kemenangan bersejarah bagi Partai Hijau, tetapi juga untuk gerakan trans-emansipatoris dan untuk seluruh komunitas queer," kata Ganserer kepada Reuters, seraya menambahkan hasil Pemilu yang diraih adalah simbol masyarakat yang terbuka dan toleran, dikutip 28 September.

Terpilih sebagai anggota parlemen, Ganserer memiliki daftar program prioritas, prosedur yang lebih mudah untuk meratifikasi perubahan gender pada dokumen identitas.

Granserer yang terpilih menjadi anggota parlemen regional Bavaria pada 2013 dan memiliki dua putra, juga menginginkan perubahan undang-undang agar para ibu lesbian bisa mengadopsi anak.

nyke slawik
Politikus Jerman Nyke Slawik. (Twitter/@nyke_slawik)

Sementara, sang kolega Slawik mengatakan hasil yang diraih luar biasa. Dia mengamankan kursi di parlemen melalui daftar kandidat Partai Hijau di negara bagian barat Rhine-Westphalia Utara.

"Gila! Saya masih tidak percaya, tapi dengan hasil pemilu yang bersejarah ini, saya pasti akan menjadi anggota Bundestag berikutnya," tulis Slawik di Instagram.

Slawik telah menyerukan rencana aksi nasional melawan homofobia dan transfobia, undang-undang penentuan nasib sendiri dan perbaikan undang-undang anti-diskriminasi federal.

Untuk diketahui, homoseksualitas didekriminalisasi di Jerman pada tahun 1969 dan pernikahan sesama jenis disahkan pada tahun 2017. Tetapi, kejahatan rasial terhadap orang-orang LGBT+ melonjak 36 persen tahun lalu, menurut angka polisi yang menyoroti tren homofobia yang meningkat di beberapa bagian masyarakat Jerman.