Kudeta Guinea: Afrika Barat Jatuhkan Sanksi Terhadap Junta Militer, Tuntut Transisi Pemerintahan dalam Enam Bulan
Warga mendukung pengambilalihan oleh militer Guinea. (Wikimedia Commons/Aboubacarkhoraa)

Bagikan:

JAKARTA - Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) memberlakukan sanksi terhadap junta di Guinea pada Kamis dan menuntut mereka mengembalikan negara itu ke aturan konstitusional dalam waktu enam bulan, kata presiden komisi blok itu.

Pada briefing setelah pertemuan darurat di Accra, Ghana, Presiden ECOWAS Jean-Claude Kassi Brou mengatakan, pihaknya akan membekukan rekening bank dan memberlakukan larangan perjalanan bagi anggota junta dan kerabat mereka.

"Dalam enam bulan pemilihan harus diadakan," kata Brou pada sebuah pengarahan, menyerukan pembebasan segera Presiden Alpha Conde, yang digulingkan dalam kudeta militer pekan lalu mengutip Reuters 17 September.

Para pemimpin regional yang ambil bagian dalam KTT itu memuji langkah-langkah keras yang disepakati bersama, menghadapi kudeta ketiga di Afrika Barat dan Tengah sejak April. Gejolak politik telah meningkatkan kekhawatiran tentang kemunduran terhadap pemerintahan militer di wilayah yang kaya sumber daya tetapi dilanda kemiskinan.

Para pemimpin kudeta di Guinea belum mengatakan berapa lama pemerintah transisi akan bertahan, atau siapa yang akan memimpinnya. Junta yang dipimpin oleh Mamady Doumbouya, komandan pasukan elite sekaligus mantan anggota Legiun Asing Prancis, mengadakan konsultasi minggu ini dengan berbagai tokoh masyarakat, kelompok dan pemimpin bisnis di negara itu untuk memetakan kerangka kerja transisi.

Sebagai bagian dari konsultasi empat hari, junta pada Hari Kamis bertemu dengan lobi bisnis utama Guinea dan eksekutif perusahaan pertambangan yang beroperasi di sektor bauksit, emas, bijih besi dan berlian.

Di antara para peserta pembicaraan di Conakry adalah, manajer umum produsen bauksit terkemuka Guinea Société Minière de Boké (SMB), Frederic Bouzigues.

"Pesan telah dipertukarkan, kami menunjukkan keterlibatan kami dan keinginan kami untuk meyakinkan semua investor kami untuk melanjutkan pekerjaan kami, mengatasi tantangan yang kami hadapi," katanya, tanpa memberikan rincian tentang apa yang telah dibahas dengan junta.

SMB dimiliki oleh sebuah konsorsium termasuk perusahaan pelayaran Singapura Winning International Group, Shandong Weiqiao, anak perusahaan dari produsen aluminium sektor swasta terkemuka dunia China Hongqiao dan UMS International Guinea.