Bagikan:

JAKARTA - Pemprov DKI menunda rencana penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di sekolah setiap hari. Sebelumnya, DKI berencana menerapkan PTM setiap hari pada Senin lalu.

Kasubag Humas Dinas Pendidikan DKI Taga Radja Gah menyebut pihaknya tak mau gegabah membuka sekolah setiap hari. Sebab, dikhawatirkan hal itu akan menimbulkan klaster COVID-19.

"Rencananya memang kita berharap bisa dilaksakan PTM tiap hari di sekolah dan anak kemungkinan mengalami PTM dua kali seminggu," kata Taga saat dihubungi, Selasa, 14 September.

Saat ini, Disdik DKI sedang melakukan pendampingan kepada 610 sekolah yang menerapkan PTM terbatas untuk tetap mematuhi penerapan protokol kesehatan. Sekolah tatap muka saat ini pun masih dilakukan tiga kali seminggu, yakni pada Senin, Rabu, dan Jumat.

"Fokus kita ke 610 yang sudah melaksanakan, sekarang sedang dipantau adakan pelanggaran prokes atau terpapar COVID-19. Tapi, sementara sampai saat ini tidak ada laporan seperti itu. Pokoknya kita sedang pendampingan terus deh," ucap dia.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan DKI Nahdiana menyebut pihaknya berencana membuka sekolah untuk PTM setiap hari pada minggu ketiga.

Selama dua minggu awal, PTM di 610 sekolah di Jakarta dilakukan pada hari Senin, Rabu, dan Jumat. Lalu, pada Selasa dan Kamis lingkungan sekolah disemprot disinfektan.

"Dua minggu pertama ini kan siklusnya sekarang sekolah sehari dibuka, lalu sehari ditutup. Sehari anak-anak masuk, sehari didisinfeksi. Lalu di minggu ketiga kita mulai sekolah buka tiap hari," kata Nahdiana pada Kamis, 2 September.

Namun, pembukaan sekolah dari Senin sampai Jumat bukan berarti seluruh siswa juga belajar di kelas setiap hari. Tiap kelas tetap bergantian masuk sekolah, begitu juga belajar secara daring dari rumah.

"Katakanlah yang SD kali ini yang belajar di sekolah kelas 6. Itulah yang kita latih dalam blended learning.

Jadi, misalnya sehari ada 6 sampai 10 pelajaran, artinya yang lain ada didaringkan pelajarannya," jelas Nahdiana.