JAKARTA - 25 tahun sudah berlalu. Tapi siapa pembunuh Junko Kobayashi yang dibunuh dengan sadis tahun September 1996 silam, belum juga berhasil ditangkap.
Jangankan penangkapan, jejak pelaku saja seperti hilang ditelan bumi. Padahal polisi sudah memeriksa lebih dari 75 ribu orang saksi dan lebih dari 1.000 petunjuk diteliti. Tapi polisi belum bisa juga menentukan tersangka pembunuhan ini, seperti dilansir dari Japan Today, Kamis 9 September.
Rumah yang ditempati mahasiswi Universitas Sophia ini habis terbakar dan Junko Kobayashi ada di dalamnya. Polisi memastikan kalau Junko bukan meninggal akibat kobaran api.
Dia ditemukan dengan tubuh yang dibungkus selimut tebat. Kaki dan tangannya terikat dengan kencang. Junko terbunuh akibat tikaman pisau.
Polisi sudah mempersiapkan hadiah 3 juta yen bagi orang yang punya informasi mengarah pada penangkapan. Keluarga korban juga menawarkan tambahan 5 juta yen lagi. Jadi total 8 juta yen atau setara Rp1,03 miliar. Badan Kepolisian Nasional sampai harus kembali memperpanjang periode hadiah satu tahun lagi untuk informasi yang akan membantu memecahkan pembunuhan Kobayashi.
BACA JUGA:
4 September2014, situs berita Jepang Sankei Digital melaporkan, Polisi Metropolitan Tokyo bekerja sama dengan teknisi pencetakan 3D untuk membuat ulang TKP berdasarkan foto-foto dari tahun 1996 dan cetak biru dari gedung tersebut. Sebuah model struktur dua lantai kecil telah dicetak dalam skala 1:28.
Departemen Kepolisian Tokyo berharap model skala ini akan memungkinkan petugas mereka untuk sekali lagi menafsirkan pembunuhan, TKP dan berbagai faktor lain yang mengelilingi kasus misterius ini dari tahun 1996. Selain itu, mereka berharap model ini juga akan membantu ingatan penduduk setempat dan polisi yang terlibat saat itu.
Polisi sudah merilis ilustrasi seorang pria yang mencurigakan pada saat kejadian. Ini adalah gambaran dari beberapa saksi yang melihat pria itu dalam waktu bersamaan.
Si pria itu sedang berdiri sekitar 15 meter dari sebuah rumah. Pria itu kurus dengan tinggi sekitar 150-160 sentimeter. Badannya yang kecil seakan tenggelam akibat jas hujan besar warna kuning yang dia pakai. Ada sebuah payung hitam yang siap digunakan karena saat itu adalah hari musim gugur yang agak dingin, dikutip dari Mainichi Shimbun.