Pria Berbadan Kecil dan Berjas Hujan Kuning di Dekat Rumah Mahasiswi yang Dibakar Tahun 1996, Pelaku?
Ilustrasi polisi tentang seorang pria mencurigakan terkait kasus pembunuhan-pembakaran seorang mahasiswa tahun 1996 silam (Foto Departemen Kepolisian Metropolitan)

Bagikan:

JAKARTA - 25 tahun silam, seorang wanita sedang naik sepeda menuju rumah sahabatnya. Tak ada yang aneh. Dia berpapasan dengan banyak orang. Salah satu seorang pria yang berdiri di dekat sebuah rumah.

Belakangan kita tahu, kalau di dalam rumah itu akan terjadi sebuah pembunuhan sadis di Jepang yang kasusnya bahkan belum bisa terungkap hingga detik ini.

9 September 1996, Junko Kobayashi seorang mahasiswi Universitas Sophiam dibakar di dalam rumahnya di Distrik kota Katsushika yang ada di Tokyo. Tapi polisi yakin, Junko sudah meninggal akibat luka tusukan pisau di lehernya sebelum dibakar.

Wanita itu, yang identitasnya dirahasiakan, masih berumur 21 tahun. Yang dia ingat, jam menunjukkan sekitar pukul 15.30 ketika dia mengayuh sepedanya.

Si pria itu sedang berdiri sekitar 15 meter dari sebuah rumah. Pria itu kurus dengan tinggi sekitar 150-160 sentimeter. Badannya yang kecil seakan tenggelam akibat jas hujan besar warna kuning yang dia pakai. Ada sebuah payung hitam yang siap digunakan karena saat itu adalah hari musim gugur yang agak dingin, dikutip dari Mainichi Shimbun.

Tidak ada keterangan waktu saat wanita ini mau kembali ke rumahnya. Dia memilih jalan yang sama seperti saat mau pergi. Tepat di sekitar tempat dia melihat pria berjas hujan kuning, suasana jadi berbeda.

Ada banyak polisi dan mobil pemadam kebakaran. Beberapa blok jalan ditutup. Sejumlah petugas damkar sedang berjibaku berusaha memadamkan api dari dalam sebuah rumah.

Pria yang sama juga dilihat oleh saksi lain pukul 15.55, sekitar 25 menit setelah jangka waktu yang dilaporkan saksi pertama. Merujuk pada semua kesaksian itu, sketsa dibuat polisi dan langsung dirilis.

"Sepertinya kita punya harapan," kata Kenji Kobayashi, ayah Junko yang tak kenal lelah mencari siapa pembunuh putrinya itu.

Umurnya sudah menginjak 75 tahun. Namun dia masih berharap ada petunjuk yang terkubur.

Pelaku diperkirakan masuk ke rumah Juno pukul 15.50 atau setelah ibu Junko meninggalkan rumah. Dari rumah, polisi ceceran darah Golongan darah A dengan DNA seorang pria, yang diduga milik pelaku.

Kenji percaya bahwa masih ada informasi penting di luar sana yang belum ditemukan oleh penyelidik. "Tidak ada yang lebih disayangkan daripada informasi yang terkubur di luar sana saat ini. Saya ingin orang-orang memberi kami informasi yang mereka miliki, bahkan jika itu kecil," katanya.