Khofifah Klaim COVID-19 di Jatim Mulai Stabil
Ilustrasi/VOI

Bagikan:

SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengkalim situasi COVID-19 di Jatim mulai stabil. Buktinya, banyak daerah yang kini turun dari level 4 menjadi 2 bahkan level 1.

"Dari 30 kabupaten/kota level 4, kini turun menjadi 2 kabupaten/kota tingkat 2. Ini membuat Jatim turun assesment dari tingkat 4 menjadi tingkat 2, bahkan Jatim menjadi satu-satunya provinsi yang memiliki kabupaten/kota pada level 1 yakni Lamongan," kata Khofifah, di Surabaya, Rabu, 8 September.

Sementara hanya ada dua daerah di Jatim masuk level 4, yakni Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Magetan. Sementara Level 3 tercatat 19 kabupaten/kota, di antaranya Kab. Tulungagung, Trenggalek, Pacitan, Ngawi, Nganjuk, Mojokerto, Malang, Madiun, Lumajang, Kota Probolinggo, Kota Mojokerto, Kota Malang, Kota Madiun , Kota Kediri, Kota Blitar, Kota Batu, Kab. Kediri, Jombang, dan Blitar. 

Kemudian 16 kabupaten/kota masuk level 2, di antaranya Kab. Tuban, Sumenep, Situbondo, Sidoarjo, Sampang, Probolinggo, Pasuruan, Pamekasan, Kota Surabaya, Kota Pasuruan, Kabupaten Gresik, Bondowoso, Bojonegoro, Banyuwangi, dan Bangkalan. 

"Terima kasih kekompakan dari semua pihak, termasuk bupati/walikota bersama Forkopimda se-Jatim, nakes dan sebagainya yang saling bersinergi dalam mencegah dan mengendalikan penyebaran covid-19," ujarnya. 

Khofifah menjelaskan, dari total perkembangan level yang ada, membuat situasi assesment Provinsi Jatim juga turun. Yaitu dari tingkat 4 ke tingkat 2 hasil dari assesment situasi COVID-19 Jatim per 1 Agustus 2021 dan 6 September. 

"Dari 30 kabupaten/kota level 4, kini turun menjadi 2 kabupaten/kota tingkat 2. Ini membuat Jatim turun assesment dari tingkat 4 menjadi tingkat 2," ujarnya.

Tak hanya itu, lanjut Khofifah, berbagai unsur dalam penanganan COVID-19 juga mengalami perbaikan. Yaitu tren kasus positif, tren rawat inap, tren kematian, tren positivity rate, dan tren BOR yang semuanya mengalami penurunan, dan tren tracing mengalami peningkatan.

Tren kasus positif Jatim mengalami penurunan dari 115,7 menjadi 13,68 kasus per 100 ribu penduduk/minggu. Tren rawat inap mengalami penurunan dari 36,82 menjadi 9,58 kasus per 100 ribu penduduk/minggu, tren kematian turun dari 6,27 menjadi 1,8 kematian per 100 ribu penduduk/minggu. 

Sementara tren yang mengalami penurunan yaitu positivity rate dari 47,09 persen menjadi 3,55 persen positivity rate/minggu, dan BOR dari 81,51 persen menjadi 20,37 persen BOR/minggu. Sedangkan tren tracing mengalami peningkatan dari 1,27 menjadi 12,6 kontak erat dideteksi/kasus/minggu.

"Tingkat keterisian tempat tidur atau BOR di Jatim ini juga sudah berada sangat jauh di bawah standar WHO yaitu di bawah 60 persen. Saat ini per tanggal 7 September BOR ICU tercatat 28 persen, BOR isolasi di RS tercatat 16 persen, BOR Isolasi di RS Darurat 19 persen dan BOR di isoter 14 persen," katanya. 

Khofifah meminta semua pihak dapat mempertahankan capaian  assesment posisi zonasi level daerah, maupun unsur-unsur lainnya. Caranya agar tidak lengah dan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes)

"Kembali saya mohon kepada semua pihak dan masyarakat untuk  tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan, mengikuti vaksinasi, tracing dan testingnya juga terus kita tingkatkan," ujarnya.