JAKARTA - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengimbau seluruh gubernur, bupati dan wali kota meningkatkan penyerapan anggaran penanganan pandemik COVID-19 di setiap daerah.
"Mohon perhatian, seperti yang disampaikan Menteri Dalam Negeri, banyak yang masih rendah penyerapan anggarannya untuk penanganan COVID-19. Oleh karena itu saya minta ini betul-betul dipacu," kata Wapres dalam keterangannya yang diterima, dilansir Antara, Kamis, 22 Juli.
Imbauan tersebut disampaikan Wapres Ma’ruf saat memberikan pengarahan kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, seluruh bupati dan wali kota di Provinsi Jatim dan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 di Jatim.
Wapres juga meminta jajaran pemda segera melakukan perbaikan data penduduk, khususnya terkait data penerima bantuan sosial (bansos) dari Pemerintah.
BACA JUGA:
Penyaluran bansos kepada masyarakat terdampak COVID-19 di Jawa Timur masih rendah, sehingga Wapres meminta Khofifah mendukung bupati dan wali kota untuk memperbaiki data masyarakat penerima manfaat tersebut.
"Masih rendahnya penyaluran bansos memerlukan dukungan Pemerintah Provinsi Jatim untuk melakukan percepatan, melalui perbaikan data terutama kelengkapan data NIK dari penerima manfaat," tutur Wapres menjelaskan.
Wapres juga meminta Pemprov Jatim meningkatkan kinerja untuk memperbaiki pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang kini mulai menggunakan kategori level.
"Diperlukan upaya tambahan agar pelaksanaan pembatasan dapat lebih baik lagi," ucap Wapres.
Sementara itu, Khofifah melaporkan case fatality rate (CFR) di Jatim turun dari 7,24 persen menjadi 6,61 persen, sedangkan kasus aktif COVID-19 naik signifikan dari 5,68 persen menjadi 19,49 persen.
Peningkatan kasus aktif tersebut, lanjut Khofifah, antara lain disebabkan kenaikan jumlah pengetesan mencapai lima hingga enam kali lipat setiap harinya.
"Mulai Senin lalu, ketika terjadi peningkatan eksponensial karena kenaikan testing hingga lima sampai enam kali lipat per harinya, angka yang terkonfirmasi mengalami peningkatan," ungkap-nya.
Meski kasus aktif naik, Khofifah mengatakan keterisian ruang Intensive Care Unit (ICU) di rumah sakit tidak mengalami kenaikan atau dalam kondisi flat.
"Tingkat keterisian rumah sakit, baik ICU maupun ruang isolasi biasa, relatif flat," ujarnya.