DENPASAR - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Denpasar, Bali, dr. Luh Putu Sri Armini merespons salah input data soal pasien perempuan berinisial JG (22) yang didata sebagai pasien meninggal dunia karena COVID-19. Padahal JG masih hidup.
"Itu mungkin ada salah input data. Karena mungkin kelelahan petugas karena terlalu banyak kan, kasusnya waktu itu," kata Armini, saat dihubungi pada Senin, 6 September.
Namun Dinkes Denpasar mengaku sudah memperbaiki kesalahan input data tersebut dan mengakui adanya human eror karena salah klik data pasien COVID-19.
"Sudah diperbaiki ke pusat, cuma kita pantau karena sistem ini tidak mudah memperbaiki. Kalau, sudah klik kan memang agak susah. Iya, mungkin (human eror) karena lelah input data sendiri," ujarnya.
"Karena gini, hanya dua yang sembuh dan meninggal itu mungkin dia salah klik. Sudah diperbaiki padahal tanggal 5 (September) tapi tidak tahu sampai sekarang sudah ada perbaikan. Karena ini sistem soalnya, kita tidak bisa ngomong sama sistem," sambung Armini.
BACA JUGA:
Dinkes Denpasar menegaskan, tidak ada kesengajaan dalam hal tersebut. Karena hal itu murni kesalahan input data.
"Tidak ada gitu, nanti bisa dicek. Iya kasihan juga mereka sudah capek. Sudah saya kasih tahu hati-hati, kan begitu. Karena ini, menyangkut person dan kita datanya tidak sedikit," ujar Armini.
"Kita berharap begitu (tidak ada kesalahan lagi). Tapi kalau namanya juga manusia kadang-kadang salah kalau ngeklik. Bukan (disengaja) tidak ada yang seperti itu," sambung Armini.
Saat ini Polresta Denpasar, Bali, sedang menyelidiki adanya pasien perempuan berinisial JG (22) yang didata sebagai pasien meninggal dunia karena COVID-19, ternyata masih hidup.
"Ini yang masuk data meninggal tapi fakta tidak meninggal," kata Kasatreskrim Polresta Denpasar, Kompol Mikael Hutabarat, dikonfirmasi terpisah.