JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menanggapi kemunculan varian COVID-19 B1621 atau varian Mu.
Wiku menyebut, varian Mu pertama kali ditemukan di Kolombia pada 31 Agusfus lalu. Varian ini masuk dalam klasifiaksi variant of interest (VoI). Saat ini, pesebarannya sudah ditemukan di beberapa negara lain di Amerika Selatan dan Eropa.
"Status VoI diberikan kepada varian yang sedang diamati untuk dapat memberikan kesimpulan bahwa varian ini bersifat lebih infeksius daripada varian original-nya," kata Wiku dalam konferensi pers virtual, Kamis, 2 September.
Dalam mewaspadai masuknya varian Mu ke Indonesia, Wiku menuturkan pemerintah terus mengawasi pergerakan pelaku perjalanan yang datang dari luar negeri hingga di dalam negeri itu sendiri.
"Walaupun saat ini kondisi cenderung normal dan pembukaan beberapa pembukaan sektor juga secara gradual dilakukan, pemerintah terus berusaha mengawasi mobilitaas dalam dan luar negeri dengan penuh kehati-hatian," ungkap dia.
Diketahui sebelumnya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan sedang memantau varian virus corona baru yang dikenal sebagai Mu, yang pertama kali diidentifikasi di Kolombia pada Januari lalu.
BACA JUGA:
Mu, yang secara ilmiah dikenal sebagai B.1.621, telah diklasifikasikan sebagai 'varian yang diperhatikan, kata badan kesehatan global itu Selasa kemarin dalam buletin pandemi mingguannya.
WHO mengatakan, varian tersebut memiliki mutasi yang menunjukkan risiko resistensi terhadap vaksin, menekankan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahaminya.
"Varian Mu memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan," kata buletin WHO itu, mengutip CNA.
Ada kekhawatiran yang meluas atas munculnya mutasi virus baru, karena tingkat infeksi kembali meningkat secara global, dengan varian Delta yang sangat menular, terutama di antara yang tidak divaksinasi dan di wilayah di mana tindakan anti-virus telah dilonggarkan.