Ini Kata Menparekraf Sandiaga Uno Soal World Superbike di Mandalika
Ini Kata Menparekraf Sandiaga Uno Soal World Superbike di Mandalika

Bagikan:

JAKARTA – Ada beberapa faktor yang mendukung terselenggaranya World Superbike di Mandalika. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan World Superbike di Mandalika dapat terselenggara jika prakondisi COVID-19 dapat terpenuhi.

“Seperti situasi pandemi terkendali, akselerasi program vaksinasi termasuk bagi pekerja parekraf (parawisata dan ekonomi kreatif) dan keluarganya di Nusa Tenggara Barat (NTB), khususnya di Lombok Tengah,” kata Sandiaga mengutip Antara, Sabtu 28 Agustus.

Tak hanya itu, mantan Wagub DKI Jakarta itu juga mengatakan ketersediaan rumah sakit harus tercukupi, sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability) end-to-end terpenuhi, hingga kesiapan industri. Masih kata Sandiaga, reaktivasi sektor parekraf melalui konsep travel corridor arrangement (TCA) terus disiapkan.

Selain Bali, Batam, dan Bintan yang menjadi pilot project dalam penerapan TCA, ajang World Superbike yang rencananya digelar di Mandalika pada 12-14 November 2021 juga diproyeksikan akan menjadi uji coba dalam penerapan TCA, karena kegiatan tersebut mampu mendatangkan wisatawan dari berbagai negara.

“Ini kita persiapkan secara totalitas baik dari sisi industri maupun regulasinya. Jika prakondisinya bisa terpenuhi, ini akan menjadi salah satu ajang yang kita uji cobakan,” ungkap Menparekraf dalam Forum Brainstorming Kepala Perwakilan RI se-Asia Tenggara.

Dia juga mendorong agar para pelaku parekraf di Mandalika dan destinasi super prioritas lainnya dapat menyiapkan ciri khas kearifan lokal yang terdapat di daerahnya masing-masing.

Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Kurleni Ukar menambahkan bahwa saat ini pihaknya masih terus berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait dalam penerapan TCA, terutama dengan Satgas COVID-19, mengingat situasi pandemi yang sangat dinamis.

Koordinasi juga dilakukan dengan Kementerian Luar Negeri untuk menentukkan negara mana saja yang low risk, sehingga nantinya bisa masuk ke Indonesia. Juga, penyiapan aturan dan kebijakan disiapkan berdasarkan traveler journey, yakni sebelum keberangkatan, selama berwisata, hingga kembali ke negara asal.

“Kita juga akan melakukan uji coba mulai dari charter flight beberapa negara. Semua fasilitas kesehatan dan asuransi juga akan kami siapkan,” katanya.