JAKARTA - Lembaga Indonesia Political Opinion (IPO) merilis survei terkait penanganan pandemi dan dampak konstelasi politik 2024.
Berdasarkan hasil survei, hanya sebanyak 52 persen responden mengaku puas dengan kinerja presiden Joko Widodo dalam menangani pandemi COVID-19. Sementara, 41 persen responden tidak puas dengan kinerja Jokowi.
Sedangkan, sebanyak 58 persen responden tidak puas dengan kinerja Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam penanganan pandemi COVID-19. Hanya 32 persen responden yang menyatakan puas dengan kinerja wapres.
Menanggapi survei tersebut, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid, mengatakan ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara lain.
"Memang 255 negara yang menghadapi COVID-19 ini semuanya hasilnya sama, tidak terlalu memuaskan. Karena COVID-19 susah diprediksi," ujar Jazilul dalam diskusi bertajuk "Pandemi dan Konstelasi Politik 2024" secara virtual Sabtu, 14 Agustus.
Sebetulnya, kata Jazilul, pandemi di Indonesia sudah membaik di bulan Juni. Namun, sebaran varian Delta asal India cepat sekali membuat situasi kembali memburuk. Akhirnya, pada Juli Indonesia kembali mengalami masa kritis.
"Indonesia pada bulan Juni sudah cukup melandai tetapi kemudian naik lagi ada varian Delta dan lebih parah," jelasnya.
BACA JUGA:
Di sisi lain, Wakil Ketua MPR ini mengkritisi masalah bantuan sosial (bansos). Dia menilai orientasi pemerintah harus sejalan, antara aspek perlindungan sosial yang berfungsi sebagai bantalan ekonomi rakyat dengan penanganan yang efektif.
Sebab menurutnya, jika pemerintah hanya mengandalkan bansos untuk mengatasi masalah pandemi maka tidak bisa menjadi solusi akhir dari penyelamatan jiwa masyarakat.
"Terkait dengan kegiatan bansos itu sebenarnya kegiatan untuk menunda dan mengantisipasi keadaan saja, bukan menyelesaikan (masalah pandemi) itu hanya terapi jangka pendek," ujar Jazilul.