Bagikan:

JAKARTA - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis survei yang menunjukkan elektabilitas PDIP mengalami penurunan pada April 2022. 

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, mengungkapkan elektabilitas PDIP menurun disebabkan karena kepuasan terhadap Presiden Jokowi juga terjun.

"Ketika approval Presiden Jokowi turun, itu yang paling terdampak biasanya adalah PDIP, dan datanya demikian. Jadi PDIP, di bulan April meski pun masih unggul mendapatkan 23,7 persen, (tapi) turun dibanding sebelumnya yang 26,8 persen," ujar Burhanuddin dalam paparan survei secara daring, Selasa, 26 April. 

Survei Indikator Politik Indonesia mencatat, hasil PDIP hari ini adalah yang terendah dalam dua tahun terakhir. Sedangkan elektabilitas Partai Golkar dan Gerindra stabil. Disusul PKB dan Demokrat.  

"Peringkatnya nggak terlalu banyak berubah. Secara umum yang agak berkurang itu cuma PDIP," sambungnya.

Burhanuddin menjelaskan, elektabilitas PDIP pernah terendah mencapai 21 persen sebelum Pemilu 2019. Tapi pada April 2022 ini, hasil PDIP justru terendah dalam dua tahun terakhir.

"Jadi per Februari 2020 sampai April 2022, sekarang ini elektabilitas PDIP paling rendah. Karena memang approval Presiden Jokowi memang relatif rendah di bulan April ini karena minyak goreng," kata Burhanuddin. 

 Ada pun rincian hasil survei elektabilitas partai politik Indikator Politik, yakni posisi pertama ada PDIP dengan 23,7 persen, kedua Gerindra 11,4 persen, ketiga Golkar 10,9 persen, keempat  PKB 9,8 persen, dan kelima Demokrat 9,1 persen. 

Sementara, keenam ada PKS 5,5 persen, ketujuh NasDem 3,9 persen, kedelapan PPP 3,3 persen, kesembilan Perindo  2,1 persen dan kesepuluh PAN: 1,1 persen.

Selanjutnya, Hanura 0,6 persen, Berkarya 0,3 persen, PSI 0,3 persen, PBB 0,3 persen, Garuda 0,3 persen, PKPI 0,0 persen, Gelora 0,0 persen, Ummat 0,0 persen, dan Lainnya 0,0 persen. Sedangkan tidak tahu/tidak jawab 17,persen.

Survei Indikator Politik ini dilakukan dengan wawancara secara tatap muka pada 14-19 April 2022 terhadap 1.220 responden yang dipilih secara acak bertingkat atau multistage random sampling. 

Dari jumlah tersebut, margin of error ± 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Responden merupakan warga negara Indonesia yang mempunyai hak pilih dalam Pemilu. 

Diketahui, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah pada April berada pada angka 59,9 persen. Hasil ini menurun tajam bila dibandingkan dengan Januari 2022, sebesar 75,3 persen. 

"Di bulan April 14 sampai 19 April, yang puas atau sangat puas (dengan kinerja Presiden Jokowi) kalau kita totalkan 59,9 persen, yang kurang puas 38,6 persen. Jadi lebih banyak yang puas," ujar Burhanuddin dalam paparan survei secara daring, Selasa, 26 April.  

Burhanuddin menjelaskan, pada awal Januari 2022, kepuasan publik berada pada angka tertinggi mengingat waktu itu pemerintah berhasil menangani pandemi COVID-19. 

"Saat itu (Januari 2022) inflasi belum terjadi. Minyak goreng masih relatif bisa dipenuhi. Dan jangan lupa masyarakat saat itu happy dengan kinerja pemerintahan menangani kasus pandemi, varian Delta," katanya.