JAKARTA - Hasil survei teranyar Indikator Politik Indonesia menunjukkan bahwa sosok Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pengaruh besar terhadap elektabilitas PDI Perjuangan yang menjadi alasan pemilih dalam memilih partai.
Survei mencatat sebanyak 21,9 persen publik memilih PDI Perjuangan karena alasan suka dengan Jokowi dari total basis enam persen responden.
“Alasan terbesar kedua memilih PDI Perjuangan itu karena suka sama Presiden Jokowi. Jadi artinya kita bisa simpulkan Presiden Jokowi punya kontribusi elektoral yang sangat memadai ya, sangat besar buat PDI Perjuangan,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube Indikator Politik Indonesia di Jakarta, Antara, Jumat, 20 Oktober.
Adapun, lanjut dia, alasan terbesar pertama pemilih dalam memilih PDI Perjuangan ialah karena sebanyak 27,3 persen masyarakat terbiasa memilih PDIP dari basis 19,3 persen responden.
“Dan tanpa mengurangi rasa hormat ya, yang memilih PDI Perjuangan karena alasan spontan suka dengan Ibu Mega itu hanya empat persen. Jadi itu kira-kira alasan-alasan memilih PDI Perjuangan. Tentu bapak/ibu sekalian bisa mendiskusikan nih, bagaimana kelanjutan elektoral dari PDI Perjuangan kalau misalnya hubungan PDI Perjuangan dengan Presiden Jokowi merenggang,” tuturnya.
Dalam survei tersebut, PDIP menjadi partai yang meraih dukungan tertinggi yakni mencapai 22,3 persen, kemudian Partai Gerindra di urutan kedua sebesar 16,9 persen, disusul Partai Golkar sebesar 9,1 persen.
Lalu, urutan keempat ditempati oleh PKB dengan raihan dukungan 8,1 persen, kemudian Partai NasDem (6,9 persen), PKS (5,7 persen), PAN (4,5 persen), dan Partai Demokrat (4,3 persen).
“Yang lain secara absolut suaranya di bawah empat persen, parliamentary threshold,” katanya.
Meski demikian, survei mencatat bahwa tingkat dukungan untuk PDIP sejatinya mengalami penurunan sebesar 3,7 persen yakni dari 26 persen pada bulan Agustus, menjadi 22,3 persen pada bulan Oktober.
“Ada korelasi positif dari tingginya kepuasan publik kepada Jokowi, berdampak pada menguatnya dukungan untuk PDIP. Begitu juga sebaliknya,” ujar Burhanuddin.
Survei yang dilakukan pada 2 hingga 10 Oktober 2023 itu dilakukan dengan populasi survei yang terdiri atas warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dalam pemilu, yakni mereka yang berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling yang diikuti sebanyak 1.200 responden dengan over sample di 12 provinsi, sehingga total sampel 4.300 responden. Margin of error survei sekitar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.