Cuaca Ekstrem Tewaskan 21 Orang dan Rusak Ribuan Rumah, Provinsi Hubei China Terbitkan Status 'Peringatan Merah'
Ilustrasi banjir di China. (Wikimedia Commons/Huangdan2060)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas China di Provinsi Hubei mengeluarkan status 'Peringatan Merah', setelah lima kota di provinsi yang terletak di China tengah tersebut terendam banjir akibat cuaca ekstrem, menyebabkan 21 orang tewas dan ribuan lainnya mengungsi.

Mengutip Reuters Jumat 13 Agustus, kematian tercatat di Kotapraja Liulin, bagian dari Kota Suizhou di utara provinsi. Lebih dari 2.700 rumah dan toko mengalami kerusakan akibat banjir dan listrik, transportasi dan komunikasi juga terganggu, kantor berita resmi Xinhua melaporkan.

Tim penyelamat telah dikirim ke daerah yang terkena dampak terburuk, termasuk Kota Suizhou, Xiangyang dan Xiaogan, kata Kementerian Manajemen Darurat China.

Menurut China News Service, sebanyak 774 waduk di Hubei telah melampaui tingkat peringatan banjir pada Kamis malam. Diketahui, kemarin Kota Yicheng juga mengalami rekor hujan 400 milimeter.

Cuaca ekstrem di provinsi tersebut telah menyebabkan pemadaman listrik yang meluas, merusak lebih dari 3.600 rumah dan 8.110 hektar tanaman. Kerugian total diperkirakan mencapai 108 juta yuan atau sekitar 16,67 juta dolar AS, menurut China Daily mengutip manajemen darurat provinsi tersebut.

Diketahui, China mengalami banjir selama bulan-bulan musim panas yang basah. Pihak berwenang telah memperingatkan, cuaca ekstrem sekarang menjadi lebih sering sebagai akibat dari perubahan iklim.

Sekitar 80.000 penduduk dievakuasi di provinsi barat daya Sichuan akhir pekan lalu.Sementara, rekor curah hujan di Henan bulan lalu menyebabkan banjir yang menewaskan lebih dari 300 orang.

Terpisah, Administrasi Meteorologi China memperingatkan, badai hujan lebat kemungkinan akan berlanjut hingga minggu depan, dengan wilayah di sepanjang Sungai Yangtze rentan terhadap banjir.

Sementara, peramal cuaca negara juga mengeluarkan peringatan bencana geologi pada Kamis malam, mengatakan daerah yang berisiko termasuk provinsi tengah Hubei, Hunan, Henan dan Anhui, Chongqing, Sichuan dan Guizhou di barat daya serta Zhejiang di pantai timur.