74 Rumah di Langkat Sumut Rusak Diterpa Angin Kencang
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Langkat mencatat sebanyak 74 rumah warga rusak akibat diterpa hujan deras yang disertai angin kencang di Langkat, Sumatera Utara, Rabu, 11 Mei./DOK Humas BNPB

Bagikan:

JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Langkat mencatat sebanyak 74 rumah warga rusak akibat diterpa hujan deras yang disertai angin kencang di Langkat, Sumatera Utara, Rabu, 11 Mei.

"Sebanyak 21 unit rumah rusak berat, 21 unit rumah rusak sedang dan 32 rumah rusak ringan," kata Plt. Kapusdatinkom Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya, Kamis, 12 Mei.

Rumah yang rusak tersebut tersebar di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Padang Tulang (Desa Tebing Tanjung Selamat dan Tanjung Putus), Kecamatan Wampu (Desa Mekar Jaya, Kelurahan Bingei) dan Kecamatan Hinai (Desa Perkebunan Tanjung Beringin dan Paya Rengas).

Selain kerusakan rumah, pantauan visual di lapangan juga menunjukan terdapat beberapa pohon tumbang yang menutupi akses transportasi warga setempat.

Abdul Muhari menuturkan, BPBD Kabupaten Langkat melakukan asesmen lebih lanjut di lokasi terdampak serta mendirikan posko siaga bencana untuk mendukung pemenuhan kebutuhan warga terdampak.

"BPBD dan tim gabungan turut mempersiapkan upaya pembersihan material reruntuhan rumah dan berkoordinasi dengan lintas lembaga setempat untuk mendukung percepatan rekonstruksi rumah warga," ujarnya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan prakiraan cuaca harian untuk Provinsi Sumatera Utara pada didominasi cuaca berawan, berawan tebal, dan hujan ringan pada 12 Mei 2022 serta cuaca cerah, cerah berawan dan hujan ringan pada 13 Mei 2022.

Kajian inaRisk juga menunjukan Kabupaten Langkat memiliki potensi bahaya cuaca ekstrem pada tingkat sedang hingga tinggi.

Karenanya, Abdul Muhari BNPB mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi, khususnya cuaca ekstrem terlebih dengan adanya peralihan musim (dari musim hujan ke musim panas maupun sebaliknya) yang dapat menimbulkan fenomena angin kencang atau angin puting beliung.

"Perangkat daerah setempat dapat melakukan pemotongan dahan, ranting maupun material pohon yang rimbun untuk meminimalisir potensi pohon tumbang serta memberikan informasi peringatan dini kepada warga setempat terkait curah hujan jika sudah mengguyur wilayah lebih dari satu jam untuk dapat segera melakukan upaya kedaruratan dan evakuasi jika diperlukan," imbuhnya.